TSD (09) : After School

27.8K 400 4
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.

~~~~~^^^^^~~~~~

Bella berjalan di belakang gerombolan siswa lain yang saling bercengkrama dan merencanakan untuk berkumpul. Di sekolah yang baru, Bella memang tergolong sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Mungkin, semua orang malas untuk mendekati Bella karena aura yang dipancarkan oleh gadis itu tidak cukup bersahabat. Tatapan mata Bella yang tegas dan menusuk seakan mengintimidasi orang lain. Bella memang sengaja seperti itu karena malas untuk bersosialisasi.

Saat sampai di parkiran sekolah, mata Bella menangkap sebuah mobil yang tidak asing. Ia lantas melihat ke arah plat. Keyakinannya tentang pemilik mobil tersebut pun semakin kuat. Tanpa berbasa-basi, Bella berjalan ke arah mobil tersebut. Dia mengetuk kaca beberapa kali hingga terbuka. Bella memutar bola mata. Tebakannya tidak meleset.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Bella sembari bersedekap dada.

"Menjemputmu. Masuklah sekarang. Kau tentu tidak mau 'kan menjadi pusat perhatian?" Mendengar itu, Bella menghela nafas. Ia pun menurut untuk masuk ke dalam mobil. Setelah Bella duduk manis, mobil berjalan meninggalkan area sekolah.

"Kenapa kau menjemputku? Bukankah seharusnya kau bekerja?" Tanya Bella dengan mata yang tetap tertuju pada jalan raya.

"Pekerjaanku sedang tidak banyak hari ini."

"Bagaimana dengan Mom?"

"Tentu saja dia sibuk bekerja," jawab Xavier enteng. Bella memutar bola matanya.

Keadaan Grace sudah membaik. Wanita itu juga telah bersikap seperti biasa dan memperlakukan Bella layaknya seorang anak. Dia bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun. Grace bahkan tidak mengucapkan maaf sama sekali. Kejadian beberapa waktu itu hanya seperti angin lalu. Bella tidak habis pikir. Bagaimana bisa Grace segampang itu untuk kembali seperti biasanya? Apakah Grace memiliki masalah kejiwaan?

"Kenapa berhenti disini?" Tanya Bella saat Xavier berhenti di sebuah jalan sepi. Pria itu melepaskan sabuk pengaman dan menarik wajah Bella dengan tidak sabaran.

"Aku menginginkanmu, Bell," ucap Xavier dengan nafas memburu. Lalu, ia mencium Bella dengan sangat agresif. Ia membawa gadis itu ke pangkuannya.

"Mhhh." Bella mengerang disela ciumannya sembari meremas kemeja Xavier. Dia cukup kewalahan menghadapi nafsu Xavier yang sangat besar.

"Kau tahu? Kau tampak begitu manis dan menggairahkan di waktu yang bersamaan saat memakai style sekolah mu ini," bisik Xavier sembari meremas buah dada Bella secara lembut. Bella memejamkan mata. Nafasnya mulai tersengal. Gairahnya meningkat drastis. Apalagi saat Xavier memainkan putingnya dari luar baju.

"Xavhh," desah Bella saat pria itu menaikkan bajunya dan melahap salah satu putingnya. Lidah Xavier bermain dengan lihai. Tangan pria itu ikut andil. Tangannya yang besar membuka kaki Bella hingga milik Bella yang masih berbalut celana dalam terpampang jelas.

"Nghh." Belle melenguh dengan kepala yang mengadah ketika dua jari Xavier bergerak naik turun di balik celana dalamnya. Tak lama, sebuah cairan merembes keluar dari milik Bella. Xavier memasang senyum miring. Bella gampang sekali untung orgasme.

"Aku mempunyai sebuah alat untukmu. Kau pasti suka," bisik Xavier. Bella menatap Xavier dengan alis bertaut. Xavier hanya tersenyum sebelum mengambil sesuatu dari jas. Ternyata, sebuah benda berwarna pink yang berbentuk seperti kapsul. Bella tidak tahu itu benda apa dan fungsinya apa.

"Ternyata, kau memang polos sekali, Bell. Terlihat sekali bahwa kau kebingungan soal benda ini," ujar Xavier. Bella merasa cukup malu.

"Kau ingin tahu nama dan fungsinya?" Tanya Xavier. Bella mengangguk pelan.

The Step-Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang