TSD (21) : Berjarak?

8.4K 233 9
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.

^^_^^

Waktu pulang sekolah telah dua jam yang lalu. Tetapi, Bella masih berada di sekolah. Dia duduk di tepi lapangan sembari melamun. Sejak anak adopsi yang diberi nama Freddie datang ke rumah, suasananya benar-benar langsung berubah. Dugaannya tidak meleset. Grace dan Xavier begitu sibuk mengurus anak itu seperti layaknya orang tua baru. Bella semakin asing. Ucapan Xavier juga hanya bualan semata. Mereka benar-benar sudah merenggang. Seharusnya, Bella senang karena itu bisa menjadi awal kenormalan hubungan mereka. Tetapi, entah mengapa Bella merasa sedih. Dia merasa kesepian.

"Hey Nona Winter. Kau tidak pulang?" Tanya seseorang membuat Bella menoleh. Rupanya, Kevin yang datang.

"Belum ingin," jawab Bella santai. Kevin tersenyum tipis sembari memperhatikan gadis yang ada di sampingnya. Dia benar-benar mengagumi sosok perempuan itu. Tetapi, ada sebuah hal yang membuatnya tidak nyaman.

"Apa kau mendengar gosip dari Hazel?" Tanya Kevin. Bella menatap Kevin sembari bergeleng.

"Gosip apa?" Tanya Bella.

"Aku bercerita dengannya bahwa aku sangat-sangat menyukaimu. Tetapi, Hazel malah berkata hal buruk tentangmu. Dia berkata bahwa kau seringkali tertangkap sedang bermesraan dengan ayah tirimu sendiri. Dia bilang mungkin kau berselingkuh dengan ayahmu. Ucapan Hazel tidak benar 'kan, Bell?" Perkataan Kevin, tentu saja membuat Bella kaget.

"Maaf, Kevin. Tetapi, ucapan Hazel benar. Aku membuat sebuah kesalahan besar itu," lirih Bella. Awalnya, dia ingin berbohong. Namun, tatapan mata Kevin membuatnya tidak tega. Lebih baik ia berkata jujur. Tidak peduli jika nantinya laki-laki itu akan membencinya.

"Bagaimana bisa, Bell?" Tanya Kevin dengan raut tidak percaya. Bella malah tersenyum tipis.

"Semua mengalir begitu saja," jawab Bella. Kevin langsung terdiam dengan sorot wajah kecewa.

"Apa masih sampai sekarang?" Tanya Kevin setelah diam beberapa saat.

"Ya, aku rasa. Tetapi, saat ini kami sedang merenggang," jawab Bella.

"Kau menikmatinya, Bell?"

"Awalnya tidak, setelah beberapa saat iya, lalu sekarang aku berpikir untuk mengakhirinya. Aku selalu hidup dalam ketakutan. Jadi, aku mau mengakhirinya. Aku rasa juga sudah cukup aku berbuat dosa," ucap Bella. Kevin tampak tersenyum.

"Mengapa kau tersenyum?" Tanya Bella.

"Ya, meskipun kau berbuat kesalahan besar, kau sudah berniat untuk mengakhirinya. Aku mendukungmu, Bell. Semoga masalahmu segera terselesaikan."

"Kau tidak berniat mencaciku lebih dulu?"

"Untuk apa? Semua orang pernah berbuat salah," jawab Kevin. Kini, Bella yang tersenyum tipis.

"Kau yakin tidak mau pulang sekarang? Hari sudah mulai petang," ucap Kevin.

"Hm, kau benar. Hari sudah mulai petang. Aku harus pulang sekarang," ucap Bella.

"Mau ku antar?"

"Kita tidak searah, Kev."

"Tidak masalah. Aku hanya tinggal putar balik beberapa meter saja. Bagaimana?"

"Hm, boleh," ucap Bella. Kevin tersenyum tipis.

Mereka berdua berjalan ke arah parkiran secara bersamaan. Di tengah langkah, Bella mendadak berhenti. Ia mengucek mata dan menggelengkan kepalanya. Kevin yang tadinya berada di depan Bella langsung berbalik. Cowok itu tampak kebingungan melihat tingkah Bella saat ini.

The Step-Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang