Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy Reading.~~~^^^~~~
Sebuah amplop coklat mendarat kasar tepat di hadapan Bella yang baru saja duduk untuk sarapan. Bella mengerutkan dahi bingung, begitupun dengan Xavier yang baru saja datang. Bella menatap amplop itu sebelum menatap Grace. Ia semakin bingung saat Grace menatapnya dengan penuh amarah, tetapi berkaca-kaca. Bella pun mengambil amplop tersebut dengan hati-hati. Ia lantas membuka untuk mengetahui isinya. Ya, meskipun Grace tidak mengatakan apapun, Bella paham bahwa Grace memintanya untuk mengecek amplop tersebut.
Mata Bella membulat sempurna. Ia meneguk ludahnya susah payah. Jantungnya berdebar sangat kencang. Melihat respon Bella yang sangat kaget dan langsung menegang, Xavier semakin penasaran. Apalagi, saat Grace terlihat seperti memendam sesuatu. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi enggan untuk bertanya. Suasananya tampak sangat buruk saat ini.
"Aku tidak menyangka seperti itu kelakuan kalian saat aku tidak ada," ucap Grace. Xavier sangat kaget. Ia pun melihat isi amplop yang baru saja Bella letakkan. Puluhan foto mesra, bahkan vulgarnya bersama Bella yang bertebaran di meja membuat Xavier semakin merasa kaget.
"Dari mana Mom mendapatkan semua foto itu?" Tanya Bella.
"Dapat dari mana itu tidak penting. Aku benar-benar tidak menyangka sebusuk itu kalian di belakangku. Satu lagi, jangan pernah panggil aku Mom," ucap Grace. Bella menghela nafas. Dia menatap Xavier. Pria itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berbicara.
"Saat kalian memutuskan untuk berlibur bersama di rumah Ibu, saat itu juga aku selalu merasakan ketidaktenangan. Aku selalu merasa gelisah dan mempunyai firasat buruk tentang kalian. Sampai aku mengingat semua yang pernah Natalia katakan. Aku diam-diam mengawasi setiap gerak-gerik kalian dan itu semua yang aku dapatkan. Aku bahkan pernah mendapati kalian yang tengah bercinta. Kalian tahu bagaimana rasanya? Sangat sakit dan semua seperti mimpi. Tetapi, aku masih bisa bersikap biasa untuk mengetahui sejauh mana kalian terus melangkah," jelas Grace dengan suara yang bergetar. Baik Bella dan Xavier, tidak ada yang bersuara sama sekali.
"Xav, selama ini aku sangat mempercayaimu. Aku membiarkanmu merawat Bella saat aku tidak ada karena aku ingin kau menjadi sosok ayah yang baik. Tetapi, apa yang kau lakukan? Kau malah tidur dengannya. Otakmu dimana, Xavier?" Amuk Grace. Setelah itu, ia terduduk dan mulai menangis.
"Selama ini, aku memang gagal menjadi seorang Ibu. Aku melakukan banyak kesalahan. Aku bahkan sering menyakiti. Tetapi, apakah harus begini balasannya?" Isak Grace. Air mata Bella mengalir begitu saja.
"Aku juga gagal menjadi istri untukmu karena tidak bisa memberi keturunan, Xav. Aku akan rela jika kau melepaskan aku. Daripada kau melakukan hal menjijikan seperti ini. Bukankah dari awal sudah aku bilang? Aku paling benci perselingkuhan!"
"Grace, maafkan aku. Semua ini terjadi di luar kendaliku," ucap Xavier. Grace tampak tidak peduli. Wanita itu masih menangis.
"Grace, kumohon maafkan aku. Aku sangat mencintaimu, Grace. Apa yang aku lakukan dengan Bella adalah sebuah kesalahan. Aku hanya penasaran, Grace," ucap Xavier. Pria itu mulai berlutut di samping Grace. Mendengar kalimat terakhir Xavier, membuat hati Bella seperti tersayat sebuah benda tajam.
"Kau jahat, Xav," lirih Grace. Perempuan itu semakin terisak.
"I know, Grace. Aku mohon jangan begini. Beri aku kesempatan. Maafkan aku. Semua ini terjadi karena Bella yang memulainya," ucap Xavier. Bella menatap nanar ke arah Xavier. Hatinya semakin sakit. Apakah dirinya yang akan terpojok disini?
"Dia yang menggodaku lebih dulu, Grace. Dia sengaja melakukan hal yang membuatku lepas kendali," ucap Xavier. Bella mengepalkan tangan. Pria itu benar-benar mau menjadikannya pelaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Step-Dad ✓
Romance"Aku tidak pernah berniat merusak. Aku tidak pernah ingin terjebak. Tetapi, semua mengalir tak terkendali hingga sebuah dosa aku perbuat. Gilanya, aku menikmati dosa tersebut. Bahkan, otakku mulai mendoktrin hal-hal jahat. Aku mengharapkan sebuah ke...