Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.⊂(・▽・⊂)
Setiap weekend, Bella selalu menginap di rumah Gwen. Seperti hari ini, Bella datang ke rumah Gwen untuk bermalam disana. Ia datang bersama kedua anaknya juga Edric. Senyuma Bella yang merekah cerah mendadak pudar saat melihat sosok yang tengah duduk berseberangan dengan Gwen. Ia menaruh tas-nya dan memandang datar ke sosok itu. Melihat reaksi Bella, Gwen langsung beranjak. Dia mendekati Bella dan merangkul pundak wanita itu untuk memberikan kendali.
"Kenapa dia ada disini, Gwen?" Tanya Bella. Gwen menghela nafas.
"Dia bercerita bahwa selama beberapa hari ini, ia berusaha menemuimu. Tetapi, kau sama sekali tidak memberikan respon. Jadi, dia datang kesini untuk meminta bantuanku," jelas Gwen. Bella malah tertawa seakan meledek.
"Aku tidak memiliki waktu," ucap Bella.
"Bell, please. Sekelam apapun kisah masa lalu, dia tetap Ibumu. Bicaralah meski sebentar. Kau ingin benar-benar selesai dari masa lalu, bukan? Kalau begitu, bicaralah untuk menyelesaikan. Aku tahu, kau sudah sangat dewasa sekarang," ucap Gwen. Bella membuang muka. Justru, ia ingin menyelesaikan masa lalu dengan cara tidak lagi berhubungan dengan mereka.
"Bella?" Panggil Gwen. Bella menghembuskan nafas panjang.
"Oke. Edric, tolong ajak Jessie dan Jason keluar, ya?" Mendengar itu, Gwen tersenyum. Edric pun langsung melaksanakan perintah Bella. Ia membawa kedua anak Bella keluar dengan meskipun anak kembar itu bertanya-tanya.
"Aku juga akan keluar. Kontrol dirimu, Bella," ucap Gwen. Wanita itu keluar menyusul Edric.
Bella menatap Grace sebelum duduk di seberang kursi Ibunya itu. Ia menunjukkan ekspresi datar. Grace pun menatap balik Bella. Wanita itu memberikan ekspresi yang membuat Bella bingung. Grace tampak sedih dan seperti memendam sebuah luka yang dalam. Tentu saja, Bella menjadi kepikiran soal masa lalunya lagi. Apakah perbuatannya menimbulkan luka pada Grace sampai saat ini?
"Bella," panggil Grace dengan lembut. Bella meneguk ludahnya.
"Apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Bella tanpa basah. Grace tersenyum tipis sebelum sinar di wajahnya menghilang.
"Sejak kepergianmu 6 tahun lalu, banyak sekali pertanyaan yang bersarang di pikiranku. Terutama, alasan mengapa kau memilih pergi sejauh ini dan tidak kembali pada Ibuku," ucap Grace. Bella membuang muka sejenak sebelum menghela nafas panjang.
"Kembali pada Nenek adalah sebuah kesalahan yang berlanjut. Tidak menutup kemungkinan, Xavier masih berusaha melanjutkan kesalahan itu. Jadi, lebih baik aku pergi sejauh mungkin dan memulai kehidupan baru. Meskipun, aku harus dibayangi kekhawatiran soal Nenek selama bertahun-tahun," jelas Bella.
"Lalu, soal kehamilanmu, kau sebenarnya sudah tahu tengah hamil, 'kan saat kejadian itu? Kenapa kau tidak bilang sama sekali padaku atau Xavier?" Tanya Grace. Bella menautkan alis.
"Darimana kau tahu?" Tanya Bella.
"Aku mencari tahunya saat mengetahui bahwa kau telah memiliki anak," jawab Grace. Bella terdiam sejenak. Dia sudah yakin, Grace dan Xavier mencari tahu segala tentangnya.
"Jawab Bella. Kenapa kau tidak bilang?"
"Untuk apa? Apa akan berpengaruh? Tidak 'kan? Justru, aku takut kalian akan melenyapkan mereka. Toh, aku memang sudah berniat untuk pergi tanpa memberitahu kehamilanku. Tetapi, semua itu lebih dulu terbongkar sehingga aku tidak sempat merancang apapun," jelas Bella. Grace menunduk dan tampak mengusap wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Step-Dad ✓
Roman d'amour"Aku tidak pernah berniat merusak. Aku tidak pernah ingin terjebak. Tetapi, semua mengalir tak terkendali hingga sebuah dosa aku perbuat. Gilanya, aku menikmati dosa tersebut. Bahkan, otakku mulai mendoktrin hal-hal jahat. Aku mengharapkan sebuah ke...