1

2.6K 206 74
                                    

Bandung, 15 Agustus 2022

Pritt!!

Semua mahasiswa baru berlarian saat kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) akan segera dimulai. Seluruh panitia berjalan ke sana kemari dengan almamater biru terpasang pas pada tubuh mereka. Barisan demi barisan mulai diatur hingga semuanya berbaris dengan rapi.

Drap! Drap! Drap!

Sosok pria yang menyampirkan tas gendong di bahu kanannya itu mengatur napasnya yang terasa pengap setelah berlarian dari depan gedung rektorat ke halaman utama. Dia hanya menumpang temannya yang sialnya diturunkan di depan gedung rektorat tanpa alasan yang jelas, ingin marah-marah saja rasanya.

"Terlambat?"

Pria itu mendongak, mendapati satu panitia OSPEK menatapnya sinis. Dia berdecak kesal, menegakkan badannya, berniat buka suara, "Ya, saya terㅡ"

"Saya tidak menerima alasan apapun! Siapa namamu dan dari fakultas mana?" Potong panitia tersebutㅡ Samuel namanya.

"Veenan Antares, FISIP." Jawabnya.

Samuel menulis nama Veenan pada satu buku, kemudian kembali menatap Veenan yang agaknya sudah malas berurusan dengannya, "Masuk ke barisan dan ini peringatan pertama, batas peringatan adalah 3 kali, lebih dari itu kamu harus mengulang OSPEK tahun depan."

Veenan mengangguk malas dan pergi begitu saja, ternyata memang benar kata teman-temannya panitia OSPEK itu menyebalkan. Veenan dapati teman oroknya yang sudah dulu anteng di barisan, Jefran namanya, menertawakannya yang terlambat.

"Gua bilang juga apa, bangun lu kesiangan, nyet." Tawa Jefran hampir saja pecah melihat wajah masam Veenan.

"Bacot lu!" Ketus Veenan.

Dua sahabat itu berbaris bersebelahan, jujur saja mereka sama-sama tak mendengarkan dengan baik apa yang presiden mahasiswa (PRESMA) katakan, Veenan yang mengantuk akibat kurang tidur, juga Jefran yang dasarnya tidak peduli dengan semua kegiatan OSPEK.

"Ssstt, Vee?" Panggil Jefran sambil menyenggol pelan temannya.

Veenan berdecak kesal, kemudian menoleh pada Jefran, "Apaan sih?"

"Ntar disuruh cari tanda tangan kagak ye, lumayan kalau ada yang cakep, sikatt."

"Matamu, lu kuliah niat cari gelar apa cewek?"

"Dua-duanya."

Veenan mendengus kesal mendengar jawaban enteng dari Jefran, memang terlampau hafal Veenan dengan sifat Jefran yang seperti buaya darat. Lihat cewek cantik langsung kayak cacing kepanasan, heran juga Veenan sama dia. Lain halnya dengan Veenan, dia itu sudah lama menjomblo. Putus dari sang mantan alias Sonia sudah sejak setahun lalu. Veenan juga bukan tipe yang suka tebar pesona, buang waktu katanya.

"Seru ngobrolnya?"

Vokal halus bercampur tegas itu sontak buat Veenan dan Jefran menoleh, mendapati satu panitia berdiri di belakang mereka dengan tatapan tajam.

"Maaf, kak." Kata Jefran.

Roseline Prameswari, anak FISIP semester 4. Salah satu panitia pelaksanaan OSPEK yang sempat dapati dua MABA di barisan belakang itu justru mengobrol. Rose tatap bergantian mahasiswa baru di depannya, sama-sama tampan sebenarnya, tapi sayang mereka mengobrol saat orang lain berbicara di depan.

Roseline paling tidak suka orang yang tidak menghargai seseorang yang sedang berbicara, itu sebabnya tanpa ragu Rose tegur kedua orang ini.

"Siapa nama kalian?" Tanya Rose dengan tegas.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang