-sejauh apa kau meninggalkan ku
-rasa ini akan tetap sama
Hari ini aku mulai aktif latihan basket lagi semenjak tahun keduaku. Kak ara masih menjadi kapten tim basket sekolah ini. Tapi pelatih sudah mulai melirikku untuk menggantikan nya, yakinku.
"Kasih bolanya ke gua kalo lu ngga bisa finishing" Ejek salah satu teman satu tim ku pada aldo
"Ya gimana gua mau passing ke lu kalo lu aja di kepung" Jawab aldo
"Ya setidaknya serangan gua ngga bakal di blok dengan mudah" Jawab nya dengan sedikit ejekan
Merasa tak Terima dengn ejekan itu aldo berusaha menarik jersey sakti kakak kelas kita yang dari dulu selalu ingin merebut posisi kak aran. Saat aldo ingin melayangkan tinjunya. Kak aran datang dan menahan tangan aldo dengan cengkraman yang kuat.
"Kalo masih mau lanjut jangan di sini cari tempat yg lebih kotor, gua ngga mau tempat latihan gua jadi banyak darah dan licin" Ucap kak aran dengan tegas
"Dan lu" Lanjut kak aran sembari menunjuk kak sakti
"Bukan cuma anjing lu yang hilang kalo lu masih banyak tingkah, tapi nyawa lu juga bisa hilang" Tegas kak aran pada kak sakti
"Apa maksud lu, dari mana lu tau anjing gua hilang? " Jawab kak sakti dengan wajah yang semakin geram
"Bukan urusan lu, cukup camkan yang tadi gua bilang" Jawab kak aran lebih tegas denga tatapan yang mengerikan
Kak aran pergi meninggalkan kak sakti yang semakin geram dan ingin memukulnya. Tetapi di tahan oleh kak oniel dan kak vion.
"Arrrggghhh bangsat lu...." Teriak kak sakti
"Lu itu cuma maniac yang dilindungi sama temen-temen lu anjing" Lanjut kak sakti
Kak aran tak menghiraukannya dan terus berlalu pergi karna hari ini kak aran dan pak frans selaku pelatih kami harus melakukan TM untuk pertandingan kedepan.
Kak sakti mulai tenang saat manager tim basket datang dan kembali berlatih dengan kak sakti duduk di bangku cadangan.
"Jaga emosi lu do, bisa-bisa gua yang nuntasin kak sakti duluan sebelum kak aran" Ucapku pada aldo sembari menepuk pundaknya
Aldo hanya terdiam dan mulai mengikuti latihan.
Latihan berjalan dengan lancar dan kali ini latihan tim basket tidak sendiri tetapi di temani dengan tim cheerleader. Sedari tadi ada beberapa anak cheers yang sedang istirahat selalu memperhatikan ke arah ku dan aldo. Siapa yang tidak merasakan tatapan itu. Tatapan memuja dan mengagumi. Aku hanya diam dan berusaha acuh.
"Zee itu ashel ngeliatin lu apa gua sih, gua mau ge er tapi takut sakit" Ucap aldo sembari tertawa
"Lu ngga liat yang dari tadi merhatiin kita bukan cuma ashel? " Jawabku pada aldo
"Iya gua tau marsha juga kan.. "
"Dia emang pernah curhat sama gua sih kalo lagi suka sama orang"
"Tapi ngga ngasih tau gua siapa orang nya"
"Kayaknya lu deh zee yang dia suka, soalnya dia bilang orang nya ngga peka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatu Dalam Angan (END)
FanfictionPOKOKNYA POKOKNYA NIH YA JANGAN BACA!! BIAR NGGA D TAGIH S2 kenapa harus dia yg membuatku jatuh dan bangkit lagi? -zee aku bukan pergi untuk menetap, tapi pergi untuk menjadi yg tepat - ashel kalau aku bisa melihatmu tersenyum itu sudah cukup - adel...