Haruskah aku??

744 76 6
                                    

-aku pernah berjuang untuk sebuah kemunafikan

-hingga kemunafikan itu menghncurkan perjuanganku













Ayah dan bunda menyuruhku untuk istirahat sementara di rumah. Tapi aku menolaknya karna aku merasa aku sudah lebih baik dari kemarin.

Setelah segala rutinitas pagi ku selesai aku berpamitan dengan bunda dan ayah untuk berangkat ke sekolah. Sebelumnya ashel sudah memintaku untuk menjemputnya.

Seakan tak ingin jauh dari ku. Dia tak memberikanku cela untuk hilang sejenak. Sejak aku mengiyakan ajakannya untuk berpacaran semalam. Dia menelpon ku hingga dia tidur terlelap dalam mimpi nya. Tak mengizinkan ku untuk mematikan telpon nya hingga fajar menyapa. Bahkan dia tadi yang membangunkanku.

Tapi aku suka. Aku akan mulai membiasakan diriku dengan segala macam kebiasaannya. Dia sangat menggemaskan

Ahhh... Membayangkan nya saja dapat membuat ku tersenyum tak jelas seperti ini.

"Den zee mau jemput neng ashel? " Ucap mang ujang satpam rumah ashel

"Iya mang, ashelnya ada kan? "

"Masuk aja den, sepertinya masih sarapan den" Jawab mang ujang

Aku memasukkan mobilku dan beranjak untuk mengetuk pintu rumahnya. Belum selesai niatku tiba-tiba pintu terbuka dengan menampilkan sosok yang sedari tadi memenuhi anganku.

"Haii kak zee... " Sapanya denga senyuman yang sangat candu

Lihatlah betapa cantiknya senyuman itu. Dia milikku sekarang. Bukan hanya gadis kecilku, tapi wanitaku

 Bukan hanya gadis kecilku, tapi wanitaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh.. Kok belum ganti seragam sih... "

"Ini juga genit banget matanya pake kedip sebelah lagi... " Cercaku

"Ihhh... Iya iya ini mau ganti"

"Lagian kak zee juga datengnya kepagian"

"Kemarin-kemarin aja sampe telat.. "

"Udah ahh aku mau ganti dulu"

"Kak zee masuk aja"

"Lagian genit sama pacar sendiri emang ngga boleh" Ucap ashel di akhiri dengan suara yang kecil di ujung kalimat

Aku hanya memperhatikan dan diam sejenak. Jantungku ngga aman....

"Tunggu, kapan aku telat ke sekolah" Gumamku

"Lohh... Jagoan tante pagi-pagi kok melamun di depan pintu sih.. "

"Ayo masuk, sarapan bareng tante sama om ya.. " Ucap tante anin yang membuyarkan lamunanku

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang