ZEAN?

856 80 7
                                    

-beautifull, just the way you call my name-


























Zean POV


hai..hai..hi...

namaku zean, seorang benalu dan pengganggu dalam hidup zee. mungkin itu yang nantinya akan zee cap untukku setelah dia tau mengenaiku. padahal, apakah aku mau berada diposisi ini?

apakah aku nyaman dengan keadaan ini?

apakah aku senang dengan keberadaanku ini?

semua jawabannya tidak

aku cenderung memiliki emosi yang tak terbendung. tapi aku bukan orang sembrono seperti hal nya bara. aku lebih pintar dan cerdik dari dia.

bagaimana aku tau tentang keberadaan zee?

jawabannya bermula dari aku yang dengan jengahnya membunuh seorang laki-laki yang tiba-tiba mencekikku.

bagaimana bisa aku di cekik?

jawabannya aku tidak tau. yang jelas aku murka dengan perlakuan laki-laki gila yang memukul ku berulang kali sembari masih mencekikku. karna emosiku yang tak terbendung aku mengambil sebuah batu yang cukup besar untuk aku genggam dan memukulkannya pada kepala laki-laki itu. bahkan aku tak berhenti hanya di situ.

aku terus memukulkan batu itu hingga kepalanya tak berbentuk lagi. 

apakah aku takut setelah melakukan hal itu?

jawabannya tidak. aku hanya tersenyum menyeruakan kemenanganku.

tapi.. tiba-tiba ada lelaki lain yang datang dan mendekapku sembari menangis dan terus berkata 

"maafkan ayah nak...maafkan ayah...kamu aman sama ayah.." sembari lelaki itu mengambil batu yang ada di tanganku dan membaluri tangannya dengan darah yang sudah berceceran kemana-mana

dari situ aku tau bahwasannya laki-laki yang sedang memelukku adalah ayahku. tak lama dari itu datanglah seorang laki-laki lain yang berlari kearah yang berbeda.

ternyata dia berlari pada anak kecil perempuan yang sedang tertidur di tanah. tak jauh berbeda dengan ayahku ini. lelaki itu juga menangis sembari menggendong anaknya dan membawanya kedalam mobil.

aku mendongakkan kepalaku dan melihat wajah laki-laki yang menyebutnya ayahku itu

"aku mau pulang.." ucapku

"iya..iya...kita pulang ya..."

tapi sebelum kita pergi ayahku itu menelpon seseorang

"tolong kamu datang kelokasi yang saya kirim dan buat laporan bahwa saya yang membunuhnya. agar siapapun itu orang yang telah mengirim suruhannya itu tau bahwa saya tak segan-segan membunuh dengan tangan saya sendiri bagi siapapun yang mengusik keluarga saya" ucapnya di telpon

aku hanya tersenyum dan merasa puas dengan karyaku. aku melihat mayat laki-laki yang sudah tak berbentuk lagi kepalanya dan aku tersenyum.




******






aku dibawa ke suatu ruangan yang banyak mainan di sini. sebelumnya ada beberapa orang yang datang dan mengajukan beberapa pertanyaan padaku. dan jawabanku

"aku tidak tau..."

karana aku benar -benar tidak tau. yang aku tau tiba-tiba saja aku di cekik dan dipukul berulangkali hingga aku menghancurkan kepala orang itu. hingga aku di tempatkan di ruangan ini sekarang. sudah, itu saja

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang