it could be us?

815 86 11
                                    

-kenyataan pahit tak sepahit bayangannya








Zean bermain sangat rapi. Tidak ada petunjuk apa-apa yang dia tinggalkan selama dia menguasai tubuhku.

Tidak seperti aku yang dengan mudahnya dia perankan berkat buku catatanku. Andai saja dulu aku tidak mengikuti ashel yang hobi menulis buku harian. Aku rasa Zean tidak akan semudah ini berperan menjadi aku

Aku ingin tau apa saja yang telah dia lakukan. Aku akan membunuhnya jika dia melakukan hal yang bodoh. Tapi bagaimana caranya....

Yang paling membuat ku penasaran adalah. Sejauh mana hubungan dia dengan ashel. Apa yang sudah Zean lakukan dengan ashel. Hingga ashel berubah jadi begitu aktif dan liar.

Tapi bagian itu jujur aku suka. Tapi sama aja aku masih tetap geram kalau dia sudah pernah memeluk ashel hingga pagi...

Argghhh... Aku benar-benar cemburu. Benar kata dokter gaby, dia lebih cerdik dariku

Terkadang aku penasaran siapa yang lebih ashel inginkan, aku atau Zean...

Masuk akalkah bersaing dengan diriku yang lain...

Arrrggghhh... Kenapa harus ada Zean di dunia ini

"Kak zee... " Panggil ashel dengan menyentuh pahaku

Sentuhan tangan ashel memang tidak pernah gagal membuatku gugup

"I.. Iya chel, kenapa? " Jawabku kikuk

"Itu bunda shani tanya dari tadi" Jawab ashel

Astaga aku sampai lupa kalo tadi aku meminta izin bunda untuk menginap di rumah ashel karna om shamy mengajakku memancing

"Ah.. Iya bunda maaf zee kurang fokus"

"Kamu kenapa sayang, kurang enak badan kah? " Tanya bunda shani sembari mengusap punggung ku sayang

"Ahh.. Ngga kok bunda zee laper aja kok hehe" Alasanku

"Ya udah kalo gitu makan dulu ya.. Sebelum berangkat" Ucap bunda shani

"Siap bunda" Jawabku sembari memberikan gestur hormat

"Ayo.. " Ajakku pada ashel sembari menarik tangannya





****




"Ayah cio kok ngga sekalian ikut mancing juga sih.. " Ucap ashel memecah keheningan meja makan yang mulai habis isinya

"Ayah libur cuma weekend doang sayang, ayah mau berduaan sama bunda shani" Jawab ayah cio dengan wajah tengilnya

"Iya, kan biar ngga ganggu kamu sama kak zee kesayangan kamu itu juga" Timpal bunda sembari meledek

"Apaan sih bunda.. Zee kan mancingnya sama om shamy" Jawabku

"Kalo kak aran.. Kenapa ngga ikut? " Tanya ashel

"Aku ada janji sama chika, lain waktu aja" Jawab kak aran sekenanya

Kak aran memang jauh berbeda dari kak aran yang dulu sebelum kak aran mengenal kak chika dan ashel datang kembali serta pergi nya lion..

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang