slowly?

1.1K 73 1
                                    

Don't u dare for left me again

Malam itu berlalu dengan aku masih mendiamkan adik kecilku itu. Semenjak malam itu juga sedikit demi sedikit kak aran mulai memperhatikanku. Walaupun kak aran tetaplah kak aran. Ke esokan harinya aku mendapat kabar kalau ternyata om shamy dan keluarganya bukan hanya berkunjung. Melainkan kembali menetap di rumah lamanya yang jaraknya tidak cukup jauh dari rumahku. Tanpa tau alasan apa yang membuat mereka pergi dan kembali. Aku hanya tak ingin peduli terlalu dalam lagi terhadap siapapun meskipun mereka masih kerabatku.

Aku menghiraukan semua tentang mereka, hingga hari ini datang.

Setelah semua kegiatan rutin pagi di tahun keduaku  telah usai aku berpamitan dengan bunda dan ayah untuk berangkat ke sekolah.

" ayah, bunda zee berangkat dulu ya"

ucapku yang di tanggapi dengan angukan oleh ayah.

"kamu tolong sekalian berangkat bareng ashel ya zee. Kebetulan katanya ashel bakal masuk ke sekolah kamu dan aran"  ujar bunda dengan lembut.

Aku menoleh pada bunda dan menaikkan alisku sebelah tanpa kusadari sembari berkata

"kenapa om shamy ngga anter ashel aja sendiri? Kan masih hari pertama dia juga" tolakku.

Bunda menatapku dengan perubahan ekspresi wajah yang kurang baik menurutku.

" sejak kapan zee yang bunda kenal mengeluh untuk menolong orang?"

ucap bunda sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya. Aku kembali menundukka kepalaku dan menjawab

"maaf bunda zee jemput ashel dulu, assalamualaikum" ku ulurkan tanganku untuk bersalaman pamit kepada kedua orang tua ku.

****


Saat aku ingin berjalan keluar kak aran lebih dulu berjalan sembari berucap kepadaku

"semua rasa sakit yang kamu rasakan pasti akan ada obatnya".

Aku melihatnya dengan tatapan bingung yang di acuhkan olehnya dan berlalu begitu saja. Dia menjadi kak aran yang lebih sering meninggalkan kode-kode yang harus aku pahami sendiri.

"setidaknya dia mulai berbicara kembali kepadaku"

gumamku sembari berjalan menuju mobil yang akan aku kendarai. Aku mengendarai mobil ku ke rumah om shamy yang memang tidak terlalu jauh dari rumahku. Sesampainya disana ku pandangi lagi gerbang rumah itu. Rumah yang dulu menjadi tujuan pertamaku dikala pagi, rumah yang menjadi tempatku melihatnya dalam keseharian nya. Rumah ini juga yang menjadi tempat aku kehilangan nya. Ku lihat ada penjaga yang dulu masih setia menjaga rumah ini

" Loh den zee, sudah lama Bpk ngga lihat. Apakabar den? Mau ketemu non ashel ya den? "

Sambutan yang sangat ramah dari beliau. Aku tersenyum dan menjawab sapaannya

"iya Pak ujang, sudah lama zee ngga ke sini. Ashelnya masih di dalam kan pak ujang? ".

Pak ujang tersenyum sembari mengangguk

" Iya masih den, den zee masuk aja"

Aku pun masuk menuju pintu utama rumah ini

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang