Munafik? atau two face?

2.4K 100 1
                                    


Belongs to each other-

Seperti biasa hari-hari ku berjalan dengan normal tanpa adanya senyum adik kecilku dulu yang sangat amat ku rindukan. Kini aku telah menduduki kelas 1 SMA disalah satu sekolah yang menjadi impianku karna kakak ku juga bersekolah di sana dan menjabat sebagai kapten basket. Setelah kejadian itu, aku menjadi orang yang berbeda jika sendiri. Aku akan menjadi diriku yang ramah dan ceria jika bersama orang lain dan akan menjadi orang lain saat aku sendiri.

Semua orang tahu jika aku adik dari ARANA GRENATIO HARLAN dan aku dengan terang-terangan menyatakan akan merebut posisi kapten team basket dari kakak ku. Setelah kejadian itu kakak ku menjadi sosok yang pendiam dan ambis terhadap banyak hal, dan yang sangat menonjol dari dia, dia menjadi sosok yang sangat protektif atas kepemilikannya. Apapun itu bahkan terhadap leon kucingku. Aku sudah pernah berkata kalau aku mengaguminyakan. Maka dari itu aku juga ingin menjadi kapten team basket.

Setelah kejadian itu kak aran bukan hanya menjadi pemimpin lagi dalam hidupku. Melainnkan sekarang dia menjadi pemimpin yang dingin dan keji. Kenapa aku berkata dia keji, dia pernah berkata kepadaku

"jika ada yang memukulmu atau ada yang menyakiti orang terdekatmu, sakiti dia kalau bisa bunuh dia jangan biarkan dia menyakitimu lagi"
jujur itu membuatku merinding.

Sebenarnya bunda dulu juga pernah berkata kepadaku pada saat aku TK

"kalau ada yang pukul balas pukul, karna bunda ngga bisa balesin pukulan dia buat kamu, kamu harus berani kalau yang kamu lakuin itu benar"

mirip bukan. Tapi yang di katakan oleh kak aran lebih sadis. Tapi sampai saat ini dia belum pernah memukulku atau menyakitiku. Walaupun perlakuannya yang cenderung lebih cuek sekarang, bukan aku saja yang merasakan itu. Bahkan bunda yang menjadi orang prioritas kak aran juga merasa begitu.



*
Satu sekolah dengan sahabat kalian itu suatu hal yang sangat diinginkan di masa remaja. Tapi sayangnya aku hanya satu sekolah dengan aldo dan floren sedangkan lutfi dan ollan beda sekolah dengan kita. Maka dari itu tidak jarang pula kita bermain bersama pada saaat pulang sekolah atau pada saat libur. Seperti saat ini, setelah aku dan aldo latihan basket kita memutuskan untuk jalan karna sudah sekitar tiga hari kita tidak berkumpul main bareng.

" zee lu udah ijin bunda belum?"

tanya aldo padaku, ya aldo menyebutnya bunda juga karna sudah sedari kecil kita bersahabat aku pun menyebut mama adel dengan sebutan mama yaitu mama cindy.

"udah kok tenang aja, gua tadi udah ijin bunda abis latihan, gua juga udah bilang bang aran buat bilangin ke bunda juga kalo gua jalan sama kalian" ucapku dengan jelas.

" ok deh klo gitu takutnya ntar gua lagi yang di tanyain sama bunda, kayak kemarin yang lu tiba-tiba ilang" balas aldo.

Aku hanya tersenyum kikuk, " tapi lu kemarin kemana sih, gua tau semenjak kejadian itu lu sering ilang tapi ngga selama kemarin juga sampe seharian lu ngga pulang njir"

tanya aldo yang memang cukup khawatir dengan keadaanku kemarin.

"udah lu fokus aja nyetir nih mobil, gua capek pengen cepet-cepet nyampe"

balasku, karna jujur aku tidak ingin membahasnya.

"ahh ela lu gitu banget sama gua, berasa jadi supir" balasnya tak kalah ketus.

"yee lagian siapa yang ngajakin buat bareng?" balasku tak terima.

" ya gua sih"

sembari mengetuk-ngetukkan jarinya distir mobil.

"lagian siapa yang tega liat sahabatnya berangkat sekolah sendiri dalam keadaan kurang sehat tolol"

sambil menonyor kepalaku.

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang