- Kesendirian sudah biasa bagiku
- Tetapi ditinggalkan menjadi ketakutan tersendiri bagiku
"Chika, teman sekolah aran? " Tanya oma ditengah aktivitas menikmati masakan oma
Kak chika menarik atensinya kepada oma yang memanggil namanya
"Iya oma, kebetulan saya satu kelas dengan aran" Jawab kak chika dengan sopan dan suara halusnya.
Tidak salah lagi bila warga sekolah ku menyebutnya primadona sekolah. Aku ikut memperhatikan mereka yang menyita atensi kita semua.
"Yakin cuma temen nihhh... " Goda ayah cio yang masih sedikit fokus memotong daging untuk bunda
Ayah memang pasangan yang penuh dengan act of service.
"Dia milikku ayah, jangan menggodanya" Jawab kak aran sembari menggenggam erat tangan kak chika
Kak chika melepas genggaman kak aran dan berucap
"Iya ayah, kebetulan kita teman dekat" Jawab kak chika dengan tersenyum
Dapat kulihat ada sedikit kesedihan di raut wajah kak chika. Tapi entah karna apa.
Aku yang kembali fokus untuk menyendokkan kembali makanan kedalam mulut ku. Tiba-tiba ashel menyodorkan sepotong daging yang telah dia potong di hadapanku. Aku melihatnya dan mengangkat sebelah alisku seakan bertanya "apa ini? "
Dia masih menyodorkan daging itu menunggu ku memakannya. Aku menarik tangannya untuk turun dan kembali fokus dengan makanan ku.
Kak chika yang sedari tadi diam dan fokus dengan hidangannya mulai terganggu dengan kegiatan kak aran yang mengambil alih piringnya dan memotongkan daging yang ada di piring kak chika. Perlakuan kak aran itu menyita perhatian opah yang kemudian berucap
"Opah harap pertemuan kita selanjutnya kamu sudah menjadi pacarnya aran ya chik"
"Bukan hanya sekedar teman yang di klaim kepemilikannya" Sembari tersenyum
Kak aran merasa terserang sehingga kak aran menatap Opah tajam dan berkata
"Apa maksud Opah? " Masih dengan wajah bingungnya
"Sudah-sudah jangan diperpanjang" Sela oma ve sembari mencubit lengan Opah keynal
Kak arn hanya acuh dan kembali pada aktivitas nya.
"Ashel, habiskan makananmu dulu baru nnt kamu bisa suapin kak zee nya"
"Lagian zee juga udah nolak dari tadi" Ucap om shamy yang ternyata sedari tadi memperhatikan kita
"Ihhh.. Apaan sih pa aku kan cuma mau kasih ka zee daging" Elak ashel sembari sedikit cemberut
"Gua bisa makan sendiri, gua juga udah ada daging" Jawabku
"Ihh... Ngeselin" Jawab ashel dan mengundang gelak tawa mereka karna kegemasan ashel
*****
Para orang tua ada di lantai bawah di ruang keluarga sedang bercengkrama dan sedikit membahas bisnis yang mereka geluti. Sedangkan kami para anak muda ada di sini di lantai atas sembari fokus dengan kegiatan kita masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatu Dalam Angan (END)
FanfictionPOKOKNYA POKOKNYA NIH YA JANGAN BACA!! BIAR NGGA D TAGIH S2 kenapa harus dia yg membuatku jatuh dan bangkit lagi? -zee aku bukan pergi untuk menetap, tapi pergi untuk menjadi yg tepat - ashel kalau aku bisa melihatmu tersenyum itu sudah cukup - adel...