Stay?

809 63 8
                                    

-tell me what you've done for me-








Sudah 3 hari ini kak zee ku tidak masuk sekolah. Bunda shani juga melarangku untuk menemui kak zee dulu. Jujur aku sangat merindukannya. Apalagi terakhir kita bertemu kak zee mulai bersikap hangat dan manis lagi kepadaku. Bahkan bayangan kak zee membalas ciumanku masih terus terbayang saat aku mulai menutup mata.

"Shel, kata bunda shani nanti pulang sekolah aku disuruh bawa kamu ke rumah bunda" Ucap aldo

Kak aldo benar-benar membuyarkan lamunanku tentang orang yang ku rindukan. Tapi kabar yang dia bawa membuatku berdiri dengan tegap dengan mata penuh harap

"Iya kak.. Iya.. Nanti jemput aku ke kelas y kak kalo kelas aku belum kelar"

"Jangan ditinggal loooo yaa... " Jawabku dengan antusias

Kak aldo hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman yang sangat manis menurutku.

Kak aldo ini udah ganteng, baik perhatian kalo aku ngga bisa sama kak zee aku berharap dia yang nantinya jadi pendamping ku. Tapi sayang nya dia sudah jadi milik sahabat ku marsha. Walaupun mereka menyangkalnya dan hanya menganggap satu sama lain seperti adik kakak. Jadi teringat aku dan kak zee ku

"Ayooo waktu cepat berlalu... Aku mau cepet-cepet ketemu my love" Gumamku









*******











Semua telah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama.

"Aran nanti tolong ajak aldo sama ashel ke rumah ya... " Ucap bunda shani

"Mungkin zee mau keluar kamar kalo mereka yang bujuk"

"Bunda... Maafin aran ya" Jawab aran

"Sudah aran, bunda sudah memaafkan mu.. Kamu ngga salah kok keadaan saja yang belum berpihak pada kita" Jawab bunda shani

"Semoga kedepannya keluarga kita bisa kembali seperti dulu ya, bahkan semoga bisa lebih bahagia lagi" Lanjut ayah cio

"Udah yuk makan"











*******











Setelah ashel dan chika menginap di rumah paginya saat bunda shani hendak membangunkan zean. Ternyata tidak ada jawaban dari dalam. Bunda shani yang takut akan terjadi sesuatu yang tak di inginkan memutuskan untuk masuk. Kecemasan mulai terlihat kembali di wajah bunda shani melihat zean tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamarnya. Bunda shani yang terkejut berteriak memanggil ayah cio untuk membantu menidurkan zean pada ranjang kamarnya. Aran terlihat semakin khawatir dan merasa bersalah.

"Sayang, ngga biasanya zean selemah ini" Ucap ayah cio memecah keheningan kamar

"Aku juga berpikir begitu cio, ada apa dengan dia.... Aku takut.. " Jawab bunda shani

Bunda shani yang biasanya terlihat paling tegar kini mulai luruh dan merasa tak bisa apa-apa. Aran yang melihat itu mendekat dan mulai memeluk bunda shani dengan erat.

"Maafin aran ya bunda... Maafin aran... " Ucap aran

Bunda shani menggenggam tangan aran dan mengelusnya dengan ibu jarinya sembari mengangguk dan mulai meneteskan air mata nya.

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang