more then this?

806 87 3
                                    

-are we gonna make it? -























































"Coba aja shel, kamu pengen tau reaksi kak zee juga kan? " Ucap kathrin

"Menurut gua jangan sih shel" Sela marsha

"Iya, jangan shel banyak cara untuk tau itu sebenarnya kak zee atau bukan" Lanjut indah

"Ihh... Tapi kan ashel juga mau liat reaksi kak zee kalo lagi cemburu.. " Jawab kathrin tidak Terima

"Bukan mau liat reaksi cemburu nya kath, gua cuma ngga tau kapan dia cemburu.. " Jawab ashel meluruskan

"Ya.. Mangkanya itu coba lu tanya ke kak zee kayak yang gua bilang"

"Nih.. Gini sambil bersikap sok polos.. " Lanjut kathrin memeraktekan memeluk mesra pundak indah

"Kalo aku lebih milih zean daripada kak zee gimana? " Ucap kathrin mencontohkan

"Gitu... " Lanjut kathrin


"Kalian udah tau zean juga? "

Semua dengan gugupnya menoleh dengan terkejut

"Kak aldo ngapain sih.. Ngagetin orang" Ujar marsha dengan kesal

Aldo hanya tersenyum dan mengabaikan ucapan marsha

Aldo berjalan menuju indah dan menodongkan HP nya pada indah

"Bagi nomor lu, ada yang mau jadi bodyguard lu" Ujar aldo dengan pd nya

Indah yang reflek karna masih kaget hanya menerima HP itu dan menurutinya

"Jangan sakiti zee dengan membahas zean di depannya"

Marsha yang melihat aldo duduk di dekat indah menggeser aldo untuk lebih jauh dari indah dan menempati celah kosong di antara indah dan aldo

Aldo tersenyum dan merangkul bahu marsha untuk semakin mendekat kepadanya

"Kalo kalian nanya kayak yg si kathrin suruh tadi, sama aja kayak membuat luka di tempat yg sama" Jelas aldo

"Daripada kalian ngelakuin hal yang nantinya bakal kalian sesali... "

"Mending kalian nonton kita tanding nanti sore.. " Lanjut aldo sembari mengusap pundak marsha

"Sekolah yg jadi lawan kita itu sekolah sahabat kita, ollan sama luthfi yang mereka juga jadi salah satu pemain handal sekolah nya"

"Dan gua yakin zee bakal susah untuk ngga mengalah.. " aldo memusatkan pandangannya pada perut marsha yang tidak tertutup apa-apa karna marsha menggunakan tengtop krop top putih kesukaannya

"Pegang ucapan gua, nanti bang aran pun akan marah sama zee... "

"Karna zee selalu main hati dan perasaan sedangkan zean lebih mendahulukan logika dan fisik.. " Lanjut aldo sembari mengusap perut marsha dan tersenyum tengil

"Ikut aku ke mobil yuk.. " Bisik aldo pada marsha dan menarik tangan marsha untuk pergi dari situ

Marsha hanya mengikuti tarikan aldo

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang