May i ??

804 59 2
                                    

- dia hadir bagaikan candu

- harusnya dia tak perlu hadir

"Assalamu'alaikum bunda" Ucapku sembari menyalami tangan bundaku

"Waalaikumsalam sayang, kok baru pulang? "

"Kak aran aja udah pulang sejam yang lalu loh" Jawab bunda dengan khawatir

"Maaf bunda tadi zee ngerasa pusing lagi, jadi tiduran sebentar di UKS" Jawab ku

"Kenapa kok kamu ngga minta kak aran buat anter kamu pulang sih.. Bunda juga telpon dari tadi kok ngga di angkat? " Ujar bunda shani masih dengan wajah khawatir nya

Tangan bunda mulai naik menyentuh keningku. Mengecek keadaan tubuhku

"Kamu masih pusing? " Lanjut bunda

"Alhamdulillah udah ngga kok bun, zee udah mendingan" Jawabku berusaha meyakinkan bunda bahwa aku benar-benar baik.

"Ya udah, cepet naik terus istirahat"

"Nanti malam kita di undang opah buat makan malam bersama" Ucap bunda dengan senyum yang masih tersirat kekhawatiran.

Aku menganggukkan kepalaku dan berlalu meninggalkan bunda

"Jangan lupa minum obatnya" Lanjut bunda sembari sedikit berteriak karna aku yang mulai menjauh

Aku membuka pintu kamarku dan berlalu merebahkan tubuhku pada kasur empukku. Tiba-tiba leon naik ke kasurku dan bermain di leherku. Kucing manja ini kenapa mengusikku, tumben sekali. Ku angkat leon karna bulunya mulai mengganggu ku. Ku letakkan dia kembali ke kandangnya. Hingga ku sadari sesuatu yang menyebabkan kucingku ini bersikap manja dan mengusikku. Ternyata aku belum memberinya ikan kecil yang biasa aku remas hingga mati. Aku juga baru sadar bahwa aku tidak melakukan kebiasaan ku itu. Yang bertujuan hanya sekedar sedikit menenangkan ku. Tapi aku benar-benar merasa lebih tenang setelah.....

Pikiran ku kembali memikirkan apa yang telah aku lakukan kepada adik kecilku tadi. Kenapa dengan bodohnya aku bisa kehilangan control pada tubuh ku. Kenapa disaat aku bersamanya rasa ingin memiliki nya semakin tinggi.

"Arggghhhh ngga... Ngga bisa gini terus" Batinku

"Apa lagi nanti makan malam bersama pertama kita setelah om shamy sekeluarga kembali"

"Arrgghhh... Semoga aku bisa mengontrol diri" Gumamku

Aku sudah berciuman dengan orang lain tapi tidak semenenagkan itu. Tidak secandu dan senyaman itu. Dia benar-benar membuatku menjadi membutuhkan nya. Aku membutuhkan nya. Untuk menenangkan ku.

*****

"Sayang kemana aran? " Tanya ayah cio pada bundaku

"Zee coba tolong panggil kak aran sudah di tunggu ayah" Perintah bunda kepadaku

Aku hanya mengangguk dan melangkahkan kakiku menuju kamar kak aran. Sebelum aku menaiki tangga kak aran datang dengan setelan yang rapi dan wangi. Aku sedikit terpaku dengan penampilan kak aran

"Tumben bang lu niat gini, biasanya aja paling males" Ujarku pada kak aran

Kak aran hanya berlalu mengacuhkanku dan mendekati bunda dan ayah

Menyatu Dalam Angan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang