- after all the smoke clear
- I will be right here
Seminggu setelah itu aku tetap bersikap seakan tak terjadi apa-apa antara aku dan adik kecilku. Sudah terhitung sebanyak 649 pesan yang tak kubaca darinya. Saat kita bertemu aku hanya memalingkan wajahku dan bersikap acuh.
Ingin sebenarnya aku mendekapnya dan kembali merasakan ketenangan yang sampai sekarang masih terus terbayang dan terputar didalam otakku. Tapi egoku masih berkata tidak dan terus menolak.
"Zee kalo semisal gua bilang gua suka sama ashel lu marah ngga? " Tanya aldo tiba-tiba.
Ku hentikan aktivitas mengunyah mie ayam ku. Mulai kuberikan perhatian ku pada aldo.
"Lah emang lu suka sama ashel? " Tanya floren balik
"Ya kan gua bilang semisal wibu" Jawab aldo
"Kenapa tanya gua" Jawabku sembari melanjutkan menelan mie ayam ku
"Ya secara kan lu kakaknya nih.. "
"Gua liat-liat juga banyak tuh yang suka sama si ashel"
"Apalagi dia masuk cheerleader tuh tambah-tambah tuh" Lanjut aldo
"Yang bakal ngejalani dia, gua bukan siapa-siapa" Jawab ku
"Berarti lu ngasih lampu ijo ya ke gua" Jawab aldo sembari menaik turunkan alisnya
"Terserah lu" Balasku
"Gua balik kelas duluan" Lanjutku
****
Ku langkahkan kakiku menjauh dari meja kantin yang kita tempati. Bukan karna aku sudah mengakhiri acara makanku. Tapi karna hilang sudah nafsu makanku. Aku masih belum bisa membayangkan ashel bersanding dengan seseorang. Aku tidak pernah memikirkan nya sedikitpun. Sepertinya aku butuh ketenangan.
Ku arahkan kakiku menuju taman belakang. Mendekat pada kolam ikan. Ku dudukan diriku di dekat kolam dan dengan sekali sambar aku menangkap ikan yang ukurannya tidak terlalu besar. Kegenggam ikan itu hingga remuk sembari ku pejamkan mataku. Seketika ketenangan itu datang walau hanya sejenak.
Tujuan ku selanjutnya adalah toilet. Ku basuh tanganku dengan sabun yang ada di wastafel. Kemudian kubasuh kepalaku. Aku masih merasakan risau dan kesal. "Arrrggghhh kenapa, gua kenapa harus begini... Arrrggghhh... " Erangku dalam hati sembari meggretakkan gigiku
Setelah kurasa aku mulai bisa mengendalikan sedikit diriku. Aku memutuskan keluar dari toilet.
Bughh
"Sorry" Ucapku sambil menundukkan kepalaku
Saat aku ingin berlalu ada tangan yang menyekal lengan ku
"Kak zee kenapa? " Tanyanya
Suara ini, ku angkat kepalaku untuk memastikan dugaanku. Saat ku tau dugaanku tak salah. Dengan gilanya aku langsung menarik tangannya untuk kembali masuk kedalam toilet.
Ku dorong tubuh mungilnya hingga terhimpit pintu bagian belakang. Dan dengan sadarnya aku mengunci pintu toilet. Ku tatap mata indahnya dan kuselami sedalam mungkin seakan meminta izin. Hingga dia menganggukkan kepala. Kudekatkan kepalaku dengannya semakin dekat hingga dia sedikit demi sedikit memejamkan matanya. Dapat ku rasakan ketenangan dan kenyamanan itu saat bibir ku merasakannya. Tanganku mulai membelai lembut pipi dan rahangnya. Dapat ku rasakan dia mengalungkan tangannya pada leherku. Kulanjutkan ketenangan yg ku inginkan dengan melumat bibir nikmatnya dengan perlahan. Tidak sedikitpun inginku tergesa-gesa aku benar-benar menikmati setiap inci bibir manisnya yang dapat membawaku tenang dan nyaman. Aku masih merasa kurang hingga ku julurkan lidahku berharap akses terhadap mulut indahnya dia membuka sedikit memberi akses. Ku sesap lembut lidah manisnya dengan lembut dan perlahan. Kini dia mulai mengikuti tuntutanku semakin mengimbangiku di tarikknya tengkukku semakin mendekat seakan dia pun tak ingin melepaskan dan mengakhirinya. Ku angkat badan mungilnya itu hingga sejajar dengan wajahku untuk memudahkan aktivitas menenangkan ini ku peluk erat pinggang kecilnya berharap dia nyaman dalam pelukanku. Tanpa di suruh dia mengalungkan kakinya mengunci pada pinggang tegapku. Semakin dalam ciuman yang kita lakukan hingga aku mulai menarik diri dan menyatukan kedua dahi ku dengan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatu Dalam Angan (END)
FanficPOKOKNYA POKOKNYA NIH YA JANGAN BACA!! BIAR NGGA D TAGIH S2 kenapa harus dia yg membuatku jatuh dan bangkit lagi? -zee aku bukan pergi untuk menetap, tapi pergi untuk menjadi yg tepat - ashel kalau aku bisa melihatmu tersenyum itu sudah cukup - adel...