-Happy Reading Readers-nim ❤-
.
.
.
Pukul delapan malam setelah menghabiskan makan malam yang sudah diatur oleh rumah sakit kini Nathan dan Tiara duduk disofa dengan tenang, Nathan yang sibuk dengan handphone ditangan nya sedangkan Tiara sibuk menyaksikan tayangan drama di televisi.Nathan mengamati Tiara dengan tenang, ia pikir ini lah saatnya untuk mengajak Tiara berbicara.
Nathan meletakkan handphone nya diatas meja, ia akan merecord pembicaraan ini secara diam-diam untuk berjaga-jaga nanti.
"Ra" Panggil Nathan.
"Hm?" Tiara menoleh kesamping.
"Gimana keadaan kamu?" Tanya Nathan
Tiara berfikir sebentar "Jauh lebih baik dari sebelumnya" Jawab Tiara sambil tersenyum.
"Hati kamu?" Tanya Nathan hati-hati.
Hati nya ya? Jayden.... Kini Tiara benar-benar sudah hilang kepercayaan pada nya. Semuanya terasa rumit dan membingungkan, dikepala Tiara seperti ada gumpalan benang kusut yang belum terurai.
Semua hal yang pernah Jayden lakukan padanya masih terekam jelas diingatan nya. Semua hal, dari mereka masih anak-anak hingga saat ini.
Sebenarnya Tiara ingin melupakannya karena kenangan itu tidak sehat untuk mental maupun hati nya, tapi tidak bisa karena semua itu memang sudah menjadi bagian dari hidup nya.
Yang bisa Tiara lakukan hanyalah menerima dengan hati yang lapang bukan? Ia percaya jika waktu akan memulihkan hati nya secara perlahan.
Ya, semua nya butuh proses. Mungkin setelah punggung nya sudah sepenuhnya sembuh ia akan rutin menemui dokter psikolog.
Ia tidak akan membiarkan apa yang sudah Jayden perbuat waktu lalu menjadi sebuah trauma bagi dirinya. Tiara tidak akan membiarkan mental nya rusak hanya karena satu laki-laki brengsek, karena keluarga dan orang-orang disekitarnya begitu menjaga nya dan juga menyayangi nya.
"Hati ku nggapapa, semuanya akan baik-baik aja kan?" Jawab Tiara.
"Ada keluargaku, keluarga kamu yang peduli sama aku dan.... kamu juga kan?" Tanya Tiara, Nathan mengangguk sebagai jawaban.
"Banyak orang yang support aku, aku ngga sendirian. Jadi.... Semua nya akan baik-baik aja, right?" Lirih Tiara.
Nathan menarik Tiara kedalam pelukan nya "Iya, semua nya akan baik-baik aja... Ada aku buat kamu, jadi jangan ngerasa sendirian" Bisik Nathan tepat ditelinga Tiara.
Air mata Tiara luruh tanpa ia perintah. Ia tidak akan menutupi betapa rapuhnya ia di depan Nathan. Tiara berjanji ini akan menjadi tangisan terakhir nya untuk Jayden.
"Nanti setelah punggung aku sembuh, aku bakal rajin konsultasi sama dokter psikolog" Ucap Tiara sambil mengurai pelukan keduanya.
Nathan menghapus air mata yang terus mengalir di pipi pucat Tiara, biasanya ada rona kemerah-merahan di pipi Tiara, tapi sudah seminggu lebih Nathan tidak melihat rona merah itu pada Tiara.
Ia sungguh memohon pada Tuhan untuk segera menyembuhkan Tiara, baik fisik maupun mental gadis itu.
"Aku temani ya ke psikolog nya" Ucap Nathan yang langsung diangguki Tiara.
Perlahan Tiara menceritakan semua apa yang ia alami, tidak ada yang ia tutup-tutupi, semua nya ia katakan secara detail.
Ia percaya pada Nathan.
Nathan juga menceritakan bagaimana bisa ia menemukan Tiara.
Keduanya saling mempercayai satu sama lain. Bukan kah itu adalah hal yang paling penting? Kepercayaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS is MY EX-BOYFRIEND
Romance"Pak s-stop. Ini gak bener, Kita gak boleh kayak gini" Ucap tiara "Ara kamu tau kan kalo saya masih sayang sama kamu" Balas Jonathan disela ciuman nya di leher tiara 'Shit dia manggil dengan panggilan itu lagi' Batin tiara Siapa sangka jika Tiara...