15

26.8K 912 14
                                    

-Happy Reading Readers-nim ❤-
.
.
.

Tiara menatap heran pada lelaki di samping nya ini, sikap nya sungguh menyebalkan.
Kenapa harus seberlebihan ini? Dia hanya sedang menstruasi dan kenapa di perlakukan seperti orang yang sakit demam?

Tiara bahkan tidak boleh menyentuh pekerjaan nya, banyak yang perlu ia selesaikan. Ke kamar mandi saja Nathan sampai menunggu di depan pintu.

Ah bagaimana ia harus menjelaskan pada Nathan jika ia hanya sedang menstruasi, ia malu jika menjelaskan hal semacam itu

"Sakit banget ya Ra?" Tanya Nathan tiba-tiba memecah keheningan sontak membuat Tiara terkejut

"Eh, eum pak saya sebenarnya cuma lagi itu. S-saya cuma Menstruasi pak. Engga sakit parah kok, biasanya juga gini" Tiara tergagap menjelaskan nya

"Eh oh lagi d-datang bulan" Lah kenapa Nathan juga ikut tergagap?

Nathan memalingkan wajah nya ke arah lain sambil menggaruk tengkuk nya dan dapat Tiara liat telinga Nathan memerah,
Nathan malu?

"S-saya keluar sebentar ya, kamu disini aja jangan kemana-mana" Perintah Nathan tiba-tiba yang langsung keluar ruangan tanpa menunggu persetujuan dari Tiara

Ckck makin lama kelakuan Nathan memang semakin aneh, seperti nya Nathan harus berkonsultasi dengan dokter tentang perubahan sikap nya itu.

Tiara berniat keluar dari ruangan ini dan menemui perkerjaan yang sudah menanti nya sedari tadi, Mumpung orang yang mengekang nya sedang pergi entah kemana

Sudah lima belas menit Tiara berkutat di depan komputer. Nyeri di perut nya sudah mendingan, tidak sesakit tadi

"I-ini buat kamu" Ucap seseorang tiba-tiba di depan Tiara.

Sontak Tiara mendongak ingin tau siapa orang itu, eh ternyata Nathan yang sedang menyodorkan plastik berwana putih dengan tulisan Alf*mart entah apa isinya

Nathan meletakkan plastik itu di samping komputer karena Tiara tak kunjung membuka suara.
Dan langsung melesat ke dalam ruangan nya

Tiara masih terdiam. Nah kan benar apa kata nya tadi, tingkah Nathan makin aneh saja dan tidak bisa Tiara tebak

Tiara mengambil plastik itu dan membuka ingin tau apa isi nya. Tiara sampai menutup mulutnya dengan tangan saking terkejut nya dengan apa yang ia lihat saat ini

Di dalam Plastik ini terdapat obat pereda nyeri haid satu tablet, minuman jamu pereda nyeri haid dua botol, air mineral satu botol, roti coklat kesukaan nya tiga bungkus, dan juga ada satu pack pembalut.

Sebentar, Pembalut?

Pembalut? Pembalut dengan sensasi mint yang selalu ia pakai saat datang bulan. Bagaimana Nathan masih ingat dengan semua kebutuhan nya ini?

Dan juga pembalut ini membuat Tiara menarik nafas panjang.

YaTuhan bagaimana bisa lelaki itu membeli semua ini sendirian tanpa ia minta? Apa ia tidak malu jika mungkin pegawai minimarket tadi itu seorang wanita.

Astaga kenapa pipi Tiara sekarang terasa panas sekali dengan tingkah Nathan. Tiara harus bagaimana sekarang?

Tiara menyandarkan kepalanya, mata nya terpejam untuk berfikir



Baiklah Tiara sudah memutuskan, ia harus balas budi dengan kebaikan boss nya ini bukan?

Tiara terus menatap pintu ruangan boss nya itu agar kunjung terbuka, Sudah waktu nya jam makan siang dan Tiara berniat mentraktir boss nya makan siang bersama jika boss nya mau

"B-bapak sudah ada janji makan siang?" Tanya Tiara saat sudah menyelaraskan langkah kaki nya di samping Nathan yang baru saja keluar dari ruangan nya.

"Kenapa?" Tanya Nathan menghentikan langkah nya dan menatap Tiara

"Em itu s-saya mau ngajak bapak makan siang bareng kalau bapak engga keberatan" Ucap Tiara sambil menunduk, takut jika tawaran nya di tolak atau bisa saja Boss nya berfikir yang tidak-tidak tentang nya.
Mengingat ini pertama kali nya Tiara seperti ini dan status nya sebagai bawahan Nathan

Tiara terus menunduk menanti jawaban dari Nathan. Tak selang lama Tiara merasakan ada yang menautkan jari di sela jari tangan kanan nya. Tiara mendongak dan menatap Nathan yang tengah tersenyum merekah di samping nya.

"Bapak mau makan apa?" Tanya Tiara, Saat ini mereka sudah berada di dalam lift tanpa melepaskan tautan tangan mereka

"Kakak Ra" Peringat Nathan.

"Tapi kan ini masih lingkungan kantor" Bela Tiara sambil berusaha melepaskan genggaman Nathan mengingat ini masih di kantor, Tiara takut jadi bahan gosip pegawai yang lain nya.
Tapi seperti nya Nathan tidak ingin melepaskan nya

"Panggil Kakak atau saya akan terus gandeng tangan kamu kayak gini" Ucap Nathan sambil menarik satu ujung bibir nya

Kenapa pilihan nya tidak ada yang menguntungkan bagi Tiara?

Nathan berharap Tiara akan memilih opsi kedua, ia sangat suka posisi ini.

Baiklah kalau sudah seperti ini
"Iya K-Kak" Ujar Tiara sambil melepaskan genggaman di tangan nya, ajaib nya langsung bisa lepas tidak seperti tadi

"Kakak mau makan apa?" Tiara mengulang pertanyaan nya lagi karna yang tadi belum ada jawabnya

"Bakso, di sebrang jalan gedung ini ada tempat bakso yang enak Ra. Ayo kita makan di sana aja" Jawab Nathan dengan mata berbinar seperti anak kecil




Mereka sudah duduk berhadapan dengan dua mangkok bakso tetelan dan dua gelas es jeruk. Nathan sudah sibuk menyantap hidangan di depan nya ini

"Eum kak, Makasih bungkusan nya tadi. Aku emang butuh itu dan belum sempat beli. Makasih kak" Ah pipi Tiara merona tanpa ia minta. Inilah tujuan pertama nya mengajak Nathan makan siang bersama, ia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung

Nathan mencondongkan badan nya ke depan
"Sama-sama Ra, Buruan bakso nya di makan ntar keburu dingin loh Ra. Oh iya jangan banyak-banyak ya sambel nya ntar perut mu sakit lagi" Jawab Nathan sambil mengusap kepala Tiara

Oh Ayolah kenapa jantung Tiara berdegup sekencang ini?

Mereka menikmati makanan nya dengan santai meski banyak pasang mata yang diam-diam melirik mereka ada juga yang terang-terang an melihat mereka

"Kenapa Ra? Engga enak?" Tanya Nathan yang sedari tadi melihat Tiara yang hanya makan bakso yang kecil-kecil saja.

Tiara menggeleng "Saya udah kenyang kak" Jawab Tiara sambil menunjukan deretan gigi kelincinya

Nathan menarik mangkok bakso Tiara dan mensejajarkan dengan mangkok milik nya yang sudah kosong. Nathan melahap bakso yang ada di mangkok Tiara tadi

Tiara melongo. Bagaimana bisa lelaki itu memakan sisa makan nya itu? "Eh Kak i-itu kan--" Ucapan Tiara terpotong

"Dari pada mubazir Ra, saya masih laper" Nathan menjawab nya santai dan Tiara masih melongo

"Kakak mau nambah lagi? Biar Ara pesankan ya?" Tanya Tiara hati-hati takut menyinggung perasaan Nathan

"Eh? Boleh?" Tanya Nathan dengan mulut yang masih mengunyah bakso

Tiara mengangguk dan melengos untuk memesankan bakso untuk Nathan lagi.















❤ See you next chapter
❤ Please Vote and Comment

MY BOSS is MY EX-BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang