9

35K 1.2K 23
                                    

-Jonathan Alvaro-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Jonathan Alvaro-
.
.

-Happy Reading Readers-nim ❤-
.
.
.

Apartment Nathan jauh lebih berantakan dari terakhir kali aku kesini.

Haruskah aku deskripsikan seberapa berantakan nya apartment Nathan? Baiklah akan ku beri tau tapi jangan terkejut ya.

Di ruang tengah banyak kaleng soda kosong tergeletak begitu saja. Ah jangan tanya kan snack yang ada disana, isinya bertebaran di sofa dan kemasan nya berserakan di bawah meja.

Ku edarkan pandangan ku keseluruh ruangan yang bisa aku lihat. Ada beberapa celana boxer yang berserakan dilantai,

Ada kaos polos yang seharusnya berwarna putih tapi sudah berwarna putih gading dengan beberapa noda saos di bagian depan kaos yang berada di atas pantry dapur.
Dan....kenapa ada kemeja yang digantung di depan kulkas?

Wastafel penuh dengan piring dan gelas kotor yang aku yakini sudah lebih dari sehari berada disitu.

"Ah maaf ya Ra sedikit berantakan" Ucap Nathan sambil menggaruk tengkuk nya, sebenarnya Nathan sangat malu harus memperlihatkan lagi sisi nya yang jorok ini, dibalik wajah nya yang tampan ada sisi yang mungkin tidak bisa dipercaya orang lain, dari kecil memang Nathan seperti ini.

Ini mah bukan Sedikit berantakan tapi Sangat berantakan.

Aku tidak terlalu terkejut, aku sudah tau itu. Sejak dulu Nathan memang seperti ini. Bahkan dulu ia sudah seperti Mama nya Nathan saja.

Aku akan selalu mengomel setiap kali berkunjung ke unit Nathan.
Yang aku kagetkan adalah Nathan tidak berubah, tidak sama sekali.

"Saya istirahat dikamar dulu ya Ra, Kamu bisa kerjain kerjaan kamu disofa itu atau dimana aja senyaman kamu. Kepala saya masih pusing banget. Kalau kamu laper kamu boleh masak atau pesen makan aja" Jelas Nathan

Nathan berjalan menuju kamar nya dengan keadaan terhuyung, Nathan nampak tidak bisa menahan badan nya sendiri.

Hampir saja kepala Nathan terbentur meja gara-gara hampir jatuh, jika tidak tiba-tiba aku menopang badan nya. Tangan Nathan dikalungkan dipundak ku,  

Aku memapah Nathan istirahat menuju kamarnya dengan perlahan mengingat berat badan Nathan jauh lebih berat ketimbang diriku.

Ingatkan Tiara jika ia saat ini sedang bersentuhan dengan Nathan tanpa rasa takut secuilpun yang ia rasakan.

"Makasih Ra" Ucap Nathan tersenyum tulus

"Sama-sama pak" Jawabku sambil menarik selimut agar menutupi setengah badan Nathan,

Aku benar-benar tidak tahan dengan kekacauan di depan mataku ini, Tidak ada pilihan lain. Aku memutuskan untuk membersihkan kekacauan ini terlebih dahulu agar bisa bekerja dengan nyaman.

MY BOSS is MY EX-BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang