-Happy Reading Readers-nim ❤-
.
.
."Aaa Sakit" Kudengar suara rengekan gadis yang sangat familiar di telingaku, ku edarkan pandangan ku mencari sumber suara. Itu disana jauh di belakang ku seorang gadis duduk di aspal dengan memeluk lutut nya.
Aku turun dari sepeda dan menghampirinya, Aku jongkok di depan nya. Dia mendongak menatap ku dengan pipi yang sudah di basahi dengan air matanya.
"Kenapa nangis?" Tanya ku datar menutupi rasa khawatir
Dia hanya diam menatap ku sendu "Ayo berdiri, aku anter pulang" Aku berdiri lalu mengulurkan tangan ku di depan nya, Tapi dia malah menunduk mengabaikan uluran tangan ku
Aku menarik kedua tangan nya yang menutupi kedua lutut nya itu, berniat membantunya berdiri. Tapi apa yang sedang kulihat ini, Kedua lututnya terluka penuh darah bercampur pasir. Apa gadis ini habis jatuh?
"Ara" Panggilku pelan mencoba meredam emosi yang menggebu, aku benci sekali melihat dia terluka karena terlalu ceroboh seperti ini. Bagaimana bisa lutut nya terluka sampai separah itu, dia bukan anak kecil yang sedang belajar berjalan.
"A-ayden, Ara tadi--" Dia berbicara dengan terbata
"Sudah berapa kali aku ingatkan untuk jangan ceroboh? Kamu bukan anak kecil lagi Ra, Lihat! Gara-gara kamu ngga hati-hati jadinya kayak gini" Ucap ku mencoba menahan emosi.
Dia menangis lagi, kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Astaga, apa aku terlalu kasar?
Aku jongkok kembali di depan nya. Dia menatap mataku seolah menyalurkan rasa sakit yang sedang ia rasa. Jemari ku menghapus air mata yang ada di pipinya.
"Lutut nya kenapa?" Tanya ku saat tangis nya sudah mulai mereda. Tapi dia malah berdiri dan menjauh dari hadapan ku. Dia berjalan pincang. Astaga aku lupa kalau dia ini sangat keras kepala.
Aku memegang pundaknya, membantu nya berjalan. Tak ku sangka ternyata dia menyingkirkan tangan ku yang ada di pundaknya. Dia menatap ku tajam
"Ayden jahat sama Ara" Ucapnya lirih yang masih bisa ku dengar dengan jelas
"Jahat?" Tanya ku menyerngitkan dahi
"A-ara tadi ngikutin Ayden mau ngasih uang Ayden yang jatuh di depan pintu, tapi Ara malah kesandung kaki Ara sendiri pas lari" Jelas nya dengan mata berkaca-kaca
YaTuhan, Ternyata dia terluka karena aku. Jariku mengusap kedua mata nya yang mau mengeluarkan air mata lagi
"Kenapa nggak teriakin aku aja biar aku yang nyamperin kamu?" Tanya ku sembari mengusap pipinya
Dia hanya menggeleng
Aku jongkok membelakangi tubuhnya "Ayo naik, Kita obatin luka nya dulu" Ucapku yang langsung ia patuhi
"Sepeda Ayden gimana?" Tanya nya saat aku sudah mulai berjalan
"Nanti aku ambil" Balasku
"Ra, Lain kali jangan ceroboh gitu ya. Ngga boleh lari-lari kayak gitu. Ngerti kan?" Ujarku yang langsung di angguki
Masa kecil serta remaja ku memang di penuhi dengan sosok Tiara, dia gadis yang selalu bersama ku, selalu bergantung padaku, selalu membuatku tertawa dan juga selalu membuatku khawatir
Dia menempatkan ku pada posisi yang penting setelah Ayahnya, aku yang selalu mempunyai tempat di hatinya meskipun begitu banyak lelaki yang mencoba merebut posisi ku di hidupnya.
☁☁☁
Ini hari minggu, aku tidak punya kegiatan lain selain menonton televisi sambil menikmati cookies buatan mama
"Ayden? Ayden lagi di rumah nggak?" Aku kenal suara itu, Suara teriakan Tiara yang masih di depan gerbang rumah ku. Aku tidak berniat untuk menghampirinya, biarkan dia masuk sendiri, toh gerbang dan pintu nya tidak dikunci
Tok tok tok
"Assalamualaikum" Suara ketukan pintu disertai salam. Aku bahkan belum menjawab salam nya tapi dia sudah langsung masuk menghampiriku yang duduk di sofa.
Dapat kulihat wajah nya berseri-seri, Kenapa dia? Apa dia habis dapat hadiah? Ekspresi nya seperti orang yang habis menang lotre
Dia langsung duduk disamping ku dan merebut toples cookies yang ada di pangkuan ku
"Ayden tau nggak?" Tanya nya. Sebentar, kenapa dia tersipu malu begitu?
Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala
"Ara tadi habis kenalan sama cowok" dari pengucapan nya bisa kutebak jika suasana hati nya benar-benar sedang bahagia
"Cowok?" Tanya ku memperjelas maksud nya
Dia mengangguk antusias dan menceritakan secara detail bagaimana dia bisa bertemu dengan cowok itu tadi pagi
Nathan, Nama nya Jonathan Alvaro. Dia satu-satu nya lelaki asing yang bisa membuat Tiara penuh semangat dengan mata yang berbinar saat menceritakan tentang lelaki itu
Tiara jatuh cinta pada pesona Nathan saat pertama kali mereka bertemu.
Kalian tau bagaimana perasaan ku saat itu? Dunia ku terasa terguncang. Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi diantara aku dan Tiara. Aku kira aku akan menjadi satu-satu nya lelaki yang bisa selalu menjadi prioritas nya, Ternyata tidak. Aku lengah dan kehilangan kesempatan untuk menjadi yang pertama baginya
Aku bisa apa selain tersenyum dan sesekali mengusap rambut nya saat dia terus bercerita tentang lelaki itu.
Setelah hari itu Tiara jadi lebih sering bersama Nathan daripada aku, Dia tidak langsung pulang kerumah setelah pulang sekolah. Dia bertemu dengan Nathan dan menghabiskan waktu bersama hingga petang bahkan dia pernah sampai pulang jam delapan malam.
Aku tau itu karena aku selalu melihatnya dari balkon kamar ku
Tiara yang dulu selalu bermain bersama ku setiap hari kini sudah tidak lagi, Mungkin hanya satu kali dalam seminggu kita bisa bermain bersama
Ya, Tiara berubah.
Bodoh nya aku waktu itu aku tidak melakukan hal apapun, seolah mengikuti takdir yang berjalan. Aku hanya pasrah dengan keadaan, Tidak mungkin jika aku memaksa Tiara dengan hal yang aku inginkan.
Kebahagiaan Tiara adalah prioritas ku.
Jelas ada rasa tidak rela yang meronta di dadaku, Aku sudah bertekad jika suatu hari nanti Tiara sudah lepas dari Nathan maka Tiara akan selalu ada di genggaman ku, tidak akan ku lepaskan lagi untuk kedua kalinya.
🌺 Flashback Off 🌺
❤ See you next chapter
❤ Please Vote and Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS is MY EX-BOYFRIEND
Romance"Pak s-stop. Ini gak bener, Kita gak boleh kayak gini" Ucap tiara "Ara kamu tau kan kalo saya masih sayang sama kamu" Balas Jonathan disela ciuman nya di leher tiara 'Shit dia manggil dengan panggilan itu lagi' Batin tiara Siapa sangka jika Tiara...