19

17.7K 786 49
                                    

-Happy Reading Readers-nim ❤-
.
.
.

"A-Ayden" Aku tergagap di tatap sorot mata tajam Ayden

Tanpa menjawab panggilan ku dia langsung menarik tangan ku, membawa ku pergi entah kemana.
Namun baru satu langkah kami berjalan tangan kiri Ayden yang kosong di tahan oleh wanita yang tadi di samping nya

Kami berhenti dan aku masih setia menundukan kepala.

Aku tersentak saat tangan kanan ku di tarik kebelakang,
Ternyata Nathan menarik lengan ku dan membawaku berdiri di samping nya seperti posisi semula

"Silahkan masuk" Ucap Nathan memecah kecanggungan kami, ia menarik kursi dan memerintahku untuk duduk lewat sorot mata nya.
Kemudian ia duduk di sebelah ku, Ayden duduk tepat di depan ku dan wanita tadi duduk di depan Nathan.

"Kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu ya Tuan, Perkenalkan nama saya Valerie Priscilia selaku CEO dan ini Sekertaris saya nama nya Jayden Alderald. Senang bisa bertemu dengan anda," Ucap wanita yang memperkenalkan diri sebagai Valerie.

Valerie? Aku rasa tidak asing dengan nama itu. Seperti nya aku pernah mempunyai kenalan dengan nama Valerie. Tapi siapa dan dimana?

"Salam kenal, Saya Jonathan Alvaro dan ini sekertaris saya Tiara Angelica. Senang BERTEMU dengan kalian" Balas Nathan dengan penekanan di kata 'Bertemu' entah apa maksud nya, aku yakin ada maksud tersembunyi

"Melihat insiden tadi saya bisa menyimpulkan sekertaris saya kenal baik dengan sekertaris anda Tuan. Benar begitu Jay?" Tanya Valerie menoleh ke samping

Tak ada jawaban yang muncul dari mulut Jayden, kenapa dia tak menjawab jika aku ini kekasih nya?
Kenapa dia malah memilih diam menatap ku seperti itu terus? Apa susah nya mengakui aku sebagai kekasih nya, toh aku memang kekasihnya kan?

Aku menoleh saat tangan ku yang kuletakan di atas paha di elus pelan, siapa lagi pelaku nya jika bukan Nathan, sentuhan tangan nya memberi efek menenangkan di hatiku.
Dia tersenyum dan mengangguk pelan

Aku ikut tersenyum melihat senyum nya, aku tersadar harus bersikap professional disini dan tidak boleh menyampurinya dengan masalah pribadi

"Bisa langsung kita mulai saja?" Tanya Nathan memecah keheningan

Setelah nya kami langsung memulai meeting yang sempat tertunda beberapa menit tadi. Jayden mempresentasikan detail project yang di tawarkan untuk bekerja sama serta keuntungan kedua belah pihak dan rincian kegiatan nya,

Setelah selesai presentasi kami langsung mendiskusikan beberapa hal yang perlu sedikit dibenahi.
Nathan, Valerie dan sesekali Jayden ikut menyuarakan pendapat mereka. Hanya aku yang diam saja dengan jemari yang terus mengetik di laptop seperti yang diperintahkan Nathan tadi.

"Baiklah kalau begitu kami akan memperbarui kontrak kerja kita terlebih dahulu sesuai yang kita diskusikan, kami akan berkunjung kemari lagi saat kontrak nya sudah siap" Ucap Valerie dengan sangat anggun

Nathan menyetujui ucapan Valerie dan mendekatkan wajah nya ke telinga kanan ku

"Buatkan reservasi sekarang di restoran sunda untuk empat orang" Bisik nya,
Aku mengangguk sebagai jawaban dan izin untuk keluar ruangan kemudian menuju meja kerja ku untuk membuat reservasi,

Aku mencari contact restoran sunda yang di maksud Nathan di buku yang ada di meja kerjaku, buku yang berisikan contact restoran yang sering Nathan kunjungi dan tentu nya ia sukai

Aku sudah melakukan reservasi melalui telepon, hendak kembali ke ruangan tadi namun gerakan ku terhenti saat tangan ku di cekal seseorang.
Aku menoleh dan ternyata pelaku nya adalah Jayden.

Ia menatapku dalam-dalam, tatapan nya seolah menelanjangi ku.
Mungkin sudah ada lima menit kami hanya beradu pandang tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu.

Tatapan kami terputus saat suara Bobby terdengar di telingaku "Loh Ra, meeting nya udah selesai?" Tanya Bobby dan pandangan nya jatuh pada lenganku yang masih dicekal Jayden.
Aku melepaskan genggaman tangan Jayden dengan sedikit kesusahan namun berhasil juga

Aku menetralkan raut wajah ku dan kemudian tersenyum pada Bobby

"Udah selesai, ini mau makan siang bareng. Kenapa Bob? Ada yang perlu aku bantu?" Tanya ku tanpa menatap Jayden, sikap ku seolah tak menganggap ada Jayden disitu.
Sedangkan Jayden tak sedetikpun melepaskan Tiara dari pandangan nya.

"Tolong berkas ini kasih ke Nathan ya, tadi katanya di mau koreksi dulu soal nya harus selesai hari ini. Tolong banget ya Ra biar aku nanti nggak buru-buru revisi nya" Jelas Bobby menyodorkan map coklat kepada ku,

"Iya nanti aku usahain habis makan siang udah selesai dikoreksi, nanti aku anter ke ruangan kamu" Balas Tiara dengan map coklat yang sudah ada di genggaman nya

Bobby mengusap pucuk kepala ku pelan sebelum pergi dan tidak lupa mengucapkan terima kasih padaku

.
.
.

Kami pergi menuju restoran sunda untuk makan siang bersama dengan menggunakan mobil masing-masing, tadi Nathan sudah menawari Valerie dan Jayden untuk semobil saja tapi Valerie menolak dan ingin menggunakan mobil mereka sendiri.

"Pak ini berkas yang tadi bapak minta dari Bobby, Segera di koreksi ya Pak" Aku mengulurkan map coklat pada Nathan

"Oh iya berkas itu tolong kamu bawakan ya, Nanti aku sempetin buat koreksi waktu makan siang. Ini aku lagi nyetir nggak mungkin sambil ngoreksi kan" Jawabnya di sertai kekehan di akhir kalimat.

Sesampainya di resto, kami langsung di tunjukan meja yang sudah lengkap dengan makanan di atas nya.

Ada empat porsi Nasi Tutug Oncom, Empal Gepuk Daging Sapi, dan Bakakak Ayam.

Siapa yang memesan semua hidangan ini? Apa Nathan? Atau inisiatif dari restoran ini sendiri?

Aku memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela dan Nathan memilih duduk di sebelah ku.
Jayden duduk di depan ku dan Valerie di sebelahnya, lagi-lagi posisi seperti ini

"Silahkan dinikmati hidangan nya" Ucap Nathan ramah kepada kami semua

"Ekhm Jonathan, bisakah kita bicara informal saja? Ini sudah diluar bagian dari pekerjaan, lagi pula usia kita tidak terpaut jauh" Ucap Valerie santai

"Baiklah Valerie" Nathan menjawab secukup nya

"Jangan lupa cuci tangan dulu sebelum makan" Bisik Nathan di telinga kanan ku. Aku menoleh lalu mengangguk, makanan Sunda rasa nya jauh lebih nikmat jika dimakan langsung menggunakan tangan bukan?

Aku langsung mulai makan menggunakan tangan.
Rasa nya enak, sungguh tidak mengecewakan pantas saja resto ini ada di daftar rekomendasi Nathan.
Makan makanan enak adalah obat ampuh dalam mengatasi mood yang sedang berantakan

Aku melambatkan gerakan makan ku saat merasa sedari tadi ada mata yang menatapku tanpa berkedip, aku mendongak dan mata ku bertemu dengan manik mata Jayden.
Dia menatapku tajam dan sedari tadi dia sama sekali tidak mengajak ku bicara,
Aku tidak paham dengan maksud diam nya dia.

Aku memutuskan pandangan kami saat lengan ku di colek Nathan, aku menoleh padanya

"Suapin dong Ra, Ini aku masih harus ngoreksi ini loh. Biar cepet selesai" Ucap dia lalu membuka mulut nya lebar-lebar menunggu suapan dari ku

Aku tercengang dengan apa yang baru saja aku dengar.














❤ See you next chapter
❤ Please Vote and Comment

MY BOSS is MY EX-BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang