3

779 76 9
                                    

"Kayaknya si Hyunjin itu suka padamu deh, Sung."

Jisung menatap Jeongin malas, mereka tengah dalam perjalanan pulang di koridor kelas.

"Kadang dia diem-diem ngelirik kau."

"Belakangan ini dia selalu ngasih makanan pas istirahat kan? Dan tau gak, tiap pagi dia bersihin tempat dudukmu."

"Terus?"

"Ya itu, dia naksir kau."

"Ya terus?"

"Kasih kepastian dong."

"Kepastian apa bego? Memangnya dia nembak aku? Nggak kan? Yaudah."

Jeongin mengangguk, benar juga, buat apa ya Jisung memberi kepastian, Hyunjin kan hanya mendekati Jisung dengan maksud yang tidak jelas, tapi terlihat sekali jika pemuda tampan itu suka pada Jisung, rasanya Jeongin ingin menjodohkan mereka.

Baru saja dibicarakan, Hyunjin muncul di depan mereka dengan setangkai mawar merah di tangannya.

Jisung menyerngit heran saat bunga itu berpindah ke tangannya, dia menerimanya begitu saja tanpa tau maksud Hyunjin.

Dan lebih tidak jelasnya lagi, setelah memberi bunga itu pada Jisung, Hyunjin malah berjalan pergi begitu saja.

"Si tolol itu maksudnya apa sih? Ga jelas banget jadi orang." Jisung baru akan membuang bunga ditangannya, namun urung setelah dia melihat Minho melintas melaluinya.

Dia menarik tas Minho, membuat pemuda itu berhenti dan membalik badan menatapnya.

"Nih, dari Hyunjin."

Minho menyerngit bingung, Hyunjin? Ah dia ingat, Hyunjin adalah pemuda tampan yang ada di kelas yang sama dengannya, Minho baru akan mengatakan sesuatu, tapi Jisung sudah lebih dulu pergi.

Jisung pergi sendiri karna arah rumahnya dengan Jeongin berbeda, belum jauh berjalan, dia merasakan tarikan pada kerah bagian belakang seragamnya, Jisung mengumpat karna tarikan itu sempat mencekik lehernya.

"Yakin bukan darimu?" Minho tersenyum menyebalkan sambil memainkan bunga yang dipegangnya di depan wajah Jisung.

"Ku bilang dari Hyunjin, kau tuli?"

"Ah masa??"

"Tolol." Jisung mengabaikan Minho dan berjalan meninggalkan pria itu.

Minho berjalan kembali ingin menyusul Jisung, tapi langkahnya terhenti karna ingat sepedanya di parkiran sekolah.

Minho berbalik, berniat mengikuti Jisung dengan sepedanya, namun saat ia mengayuh sepeda itu ke arah terakhir kali ia melihat Jisung, anak itu sudah tidak terlihat.




"Nikah aja udah sih, berduaan mulu." Ucap Jisung begitu masuk kedalam rumah langsung disuguhi pemandangan sang kakak yang tengah membantu Felix di dapur.

Sepertinya mereka tengah memasak makan siang.

Felix hanya tertawa sambil menggeleng mendengar perkataan Jisung, sementara Changbin sudah melempar kain lap ke wajah anak itu.

Mereka makan siang bersama di meja makan, ada ikan goreng dengan sambal di atas meja, Jisung bergumam memuji masakan Felix yang selalu luar biasa rasanya.

Mungkin jika Felix mau, dia bisa membuka rumah makan dengan keterampilan masaknya ini.

Tapi Felix bilang toko rotinya saja sudah cukup.

"Apa tokonya belum selesai di renovasi? Aku rindu sarapan disana." Ucap Jisung di sela-sela makannya.

Jisung memang selalu sarapan di toko milik Felix, karna pria baik itu selalu menyediakan roti gratis untuk sarapannya, biasanya dia akan pergi bersama Changbin karna kakaknya itu bekerja disana, tapi sudah seminggu ini toko roti Felix tutup karna sedang di renovasi.

addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang