31

452 41 0
                                    

Minho mendapat telfon dari petugas kepolisian yang ia datangi sore tadi, pria itu bilang kenalannya telah menemukan alamat terakhir nomor ponsel yang ingin dilacaknya berada, dia mengirimkan alamatnya lewat pesan.

Dan detik itu juga Minho melesat dari apartemennya menuju alamat yang sudah ia terima.

"Apa ada check in kamar atas nama Han Jisung disini?" Minho bertanya sopan pada resepsionis.

Resepsionis itu kemudian melihat daftar pemesan hotel, dia mengangguk lalu menunjukkan pada Minho orang yang dicarinya ada di kamar nomor berapa.

Minho mengucap terimakasih dan segera menuju nomor kamar yang di dapatnya.

Dia menekan bel itu beberapa kali, namun pintu kamar itu tak juga terbuka, karna mengira Jisung sudah tidur dan Minho tak ingin mengganggu tidurnya, jadilah ia menunggu di depan pintu kamar Jisung dan duduk di lantainya.

Minho menarik sebungkus rokok yang tersisa separuh isinya, mengapit satu batang di bibirnya lalu mulai menyulut apinya.




Jisung tidak tidur semalaman dan hanya duduk di single sofa memainkan ponselnya, ia tidak bisa tidur satu kasur dengan Yuna yang keadaannya hampir bertelanjang, menurutnya hal itu akan sangat tidak sopan.

Dia mengusap wajahnya, pagi hari telah tiba dan matanya terasa berat, ia akan tidur nanti setelah Yuna bangun dan pulang.

Jisung berniat mencari sarapan terlebih dahulu di luar, ia membuka pintu lalu tertegun melihat banyak puntung rokok di depan pintu kamarnya.

Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah, Minho yang tengah bersandar pada dinding, pria itu tadinya tertidur dan langsung terbangun begitu mendengar pintu kamar di depannya dibuka.

Minho tersenyum padanya lalu bangkit dan memeluk tubuhnya erat, namun Jisung tidak membalasnya dan malah melontarkan kalimat tanyanya, "Sudah berapa lama kau menunggu disitu?"

Jisung tidak akan menanyakan darimana Minho tau tempatnya berada, sudah Jisung bilang, mencari keberadaan dirinya bukanlah hal yang mustahil bagi seorang Minho.

"Semalaman, punggungku terasa pegal karna duduk selama itu."

"Kenapa tidak menekan bel nya?"

"Aku menekannya beberapa kali, namun tidak ada respon, aku mengira kau sudah tidur jadi aku berhenti dan memilih untuk menunggumu agar tidurmu tidak terganggu.

"Kenapa tidak pulang saja dan kembali besok?"

"Aku takut jika aku menunggu sampai besok, kau malah sudah pergi ke tempat lain.." Minho melepas pelukannya lalu memegang kedua bahu Jisung sambil menatap lembut kearahnya.

"Kita pulang ya."

Dan detik itu juga Jisung merasa takut dengan keadaannya.

"Biar aku ambilkan barang-barangmu." Minho berniat masuk ke dalam kamar namun Jisung menahan tubuhnya, namun ternyata itu percuma karna apa yang ia takutkan tetap akan terjadi.

Yuna baru bangun dan mendengar dua orang yang tengah berbincang didepan pintu kamar, ia turun darisana hanya dengan pakaian dalamnya, "Hannie.. kau bicara dengan siapa?"

Detik itu juga Jisung merasa dirinya jatuh ke kandang buaya, jantungnya berdegup kencang, sedangkan Minho menegang dengan tatapan terkejut melihat penampilan gadis di depannya.

Seorang pria dan wanita berada dalam satu kamar hotel dengan penampilan sang wanita se terbuka itu, siapapun akan salah paham melihatnya, begitupula dengan Minho yang langsung merasa kecewa detik itu juga.

"Han Jisung bajingan." Dia mendesis.

"Aku menunggu diluar semalaman karna tak ingin mengganggu tidurmu, nyatanya kau malah asik meniduri mantan pacarmu, bajingan bangsat." Tubuh Minho berbalik, menabrak keras bahu Jisung dan berjalan menjauh tanpa sepatah kata lagi.

addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang