"Aw akh! Kucing sialan!" Jisung menyingkirkan tiga kucing di kakinya yang tadi sempat mencakarnya karna kaki Jisung tak sengaja menginjak ekor salah satu kucing itu.
"Minho! Kurung kucingmu! Kenapa dibiarkan berkeliaran?! Mereka mengganggu acara memasak ku!"
Minho keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk ke lantai bawah dekat dapur sambil mengucek matanya dan mengumpulkan nyawanya, "Kenapa berisik sekali? Aku sampai terbangun karna teriakanmu."
Jisung berkacak pinggang memandang Minho yang hanya mengenakan celana pendek di depannya, "Kenapa itu dibiarkan berkeliaran? Mereka terus mengikutiku, tadi ekor yang hitam itu terinjak, dan dia mencakar kakiku." Jisung mengarahkan spatula yang dipegangnya ke seekor kucing dengan belang putih dan hitam keabuan.
"Bukannya kau menyukai mereka?"
"Iya, tapi tidak saat mereka menggangguku, aku sedang sibuk membuat sarapan."
Minho mendekati Jisung dan memeluknya, menaruh dagunya di bahu kanan Jisung, menghirup aroma Jisung yang sangat disukainya, "Jangan marah-marah, mungkin mereka lapar, kenapa tidak kau beri makan?"
"Mereka kan kucingmu kau lah yang beri mereka makan."
Minho menoleh kesamping sambil masih memeluk dan bersandar pada Jisung, ketiga kucingnya telah berbaris di dekat kakinya dan kaki Jisung dan kucing-kucing itu hanya diam mendongak menatap mereka.
"Kalau aku punya siapa?" Minho bertanya.
"...punyaku." sebenarnya Jisung tak ingin menjawabnya, tapi Minho akan merajuk jika ia tak mengikuti arah pembicaraan lelaki itu.
"Jika aku memberi makan kucingku karna mereka punyaku, maka kau juga harus memberiku makan karna aku punyamu."
"Huh?"
"Aku lapar Jisung."
"Yasudah kalau begitu lepas pelukannya, aku buatkan sarapan."
Minho menggeleng lalu melangkahkan kakinya ke depan hingga tubuh Jisung ikut terdorong dalam pelukannya, dia berhenti saat bagian belakang Jisung menyentuh counter dapur.
"Aku lapar, tapi tidak mau makanan, aku mau kamu."
Jisung mendorong dahi Minho saat pria itu mulai menjilati lehernya, "Jangan pagi ini, aku ada kelas jam 9 nanti."
"Bolos saja."
"Orang tua kita sudah membayar mahal untuk kita sekolah, aku tidak ingin menyiakan kebaikan mereka."
"Satu hari saja sayang~ please~"
Jisung mendorong tubuh Minho lalu kembali ke acara memasaknya, "Beri makan kucingmu, jatah makanmu kuberi nanti malam."
"Janji?"
Jisung berdecih melihat wajah cerah Minho yang tampak seperti anak kecil yang baru saja diberi mainan baru.
"Hmm."
Minho mencium pipi Jisung beberapa kali lalu beranjak darisana untuk memberi makan ketiga kucingnya.
Sudah sekitar sebulan mereka tinggal di tempat ini, sebuah apartemen mewah yang terletak di pusat kota, ayah dan ibu mengirim mereka untuk melanjutkan sekolah di luar negri.
Minho ikut dengan Jisung karna pada akhirnya sang ayah membiarkannya mengikuti keinginannya dan tak lagi memaksa Minho untuk bergabung dengan kemiliteran.
Mereka berkuliah di kampus yang sama namun jurusan yang berbeda, Jisung mengambil jurusan seni dan desain sedangkan Minho mengambil jurusan manajemen bisnis.
Mereka berbaikan setelah meluruskan kesalahpahaman yang terjadi sebelumnya, Yuna pun sudah tidak mengganggu mereka lagi dan wanita itu kini menghilang tanpa kabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanfictiondua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]