5

649 68 10
                                    

Sekarang Minho tau kebiasaan Jisung, dia memperhatikan anak itu selama dua hari, dan dari yang dia tahu, Jisung itu akan datang sekitaran jam 6, lalu dia akan tidur di bangkunya hingga guru datang.

Seperti pagi ini, Jisung kembali tertidur di bangkunya.

Saat anak itu datang tadi, Minho sempat menganggunya, Minho melempari bola-bola kertas ke arah Jisung hingga sekitaran bangku anak itu penuh sampah kertas, Minho kira Jisung tidak akan marah karna dia hanya diam saat Minho melemparinya.

Namun ternyata Minho salah, tepat pada lemparan ke sekian, Jisung bangkit menghampiri Minho lalu menarik kerah bajunya, dia berdesis marah sambil mengumpat didepan Minho lalu menghempaskan tubuh pria itu hingga terduduk secara kasar di kursinya.

Minho terdiam, tidak mengira jika tenaga Jisung ternyata kuat juga.

Setelah kejadian itu, Jisung kembali tidur di bangkunya, bahkan hingga guru masuk pun, pria itu tetap menelungkupkan wajahnya dalam lipatan tangan.

"Han Jisung, maju kedepan dan jelaskan ulang apa materi yang saya sampaikan!" Guru wanita yang sedari tadi mendiamkan Jisung akhirnya menegurnya, ajaibnya, Jisung yang sedang tertidur pulas langsung terbangun begitu namanya diserukan.

Dia mengusap wajahnya dan berjalan ke papan tulis.

Minho tersenyum meremehkan, dia tau sedari tadi Jisung tidur, mana mungkin anak itu mendengarkan materi yang disampaikan sang guru, terlebih lagi itu materi matematika, habislah riwayatmu Han Jisung, batin Minho menertawakan Jisung.

Namun senyumnya luntur dan berubah menjadi ekspresi tak percaya ketika melihat Jisung menorehkan tinta spidol ke papan tulis dan mulai menjelaskan materi dengan tenang.

"Bagus, lain kali jangan tidur di kelas, tolong hargai saya yang mengajar disini."

"Saya minta maaf, Bu." Jisung membungkukkan tubuhnya, setelah mendapat anggukan dari sang guru, ia pun kembali ke bangkunya.


"Anak itu, bagaimana dia melakukannya? Maksudku, aku yakin tadi dia tidur, kenapa dia bisa menyampaikan materi dengan benar dan sesantai itu?" Minho bertanya pada Jeongin, dia duduk di bangku Jisung saat anak itu tengah keluar kelas bersama Hyunjin.

"Jisung itu kalau dirumah selalu belajar, materi yang akan disampaikan besok, dia selalu mempelajarinya pada malam harinya, itu sebabnya dia tetap mengerti pelajaran walaupun sedang tidur." Jawab Jeongin.

Minho terkekeh pelan, ternyata ada anak remaja yang seperti itu? Berkutat dengan buku pelajaran saat malam hari? Huh bagi Minho itu sangat membosankan.

"Hey Yang Jeongin, beritahu aku alamat rumah Jisung."

Jeongin berpikir sejenak, "Aku tidak tau, di kelas ini belum ada yang pernah datang ke rumahnya."

Jeongin berbohong namun Minho percaya begitu saja.

Jeongin itu sedang dalam misi mendekatkan Jisung dengan Hyunjin, mana mungkin dia membiarkan Minho yang tampak seperti pelakor itu menyusup dalam hubungan mereka.

Minho tidak bertanya lagi pada Jeongin, dia merogoh laci meja Jisung, dan menarik sebuah buku dari sana.

"Wah, tulisannya rapi sekali." Ucap Minho tertarik, awalnya ia hanya melihat-lihat saja, namun kemudian dirinya malah berpikir untuk menjadikan tulisan Jisung sebagai referensi menulisnya.

Tulisan Minho itu tidak rapi, jika ia belajar dan mengikuti tulisan Jisung mungkin tulisan miliknya bisa sedikit membaik, pikirnya.

Tanpa ijin, Minho merobek satu lembar kertas penuh tulisan milik Jisung, lalu mengembalikan buku itu ke dalam laci dan ia pun kembali duduk di bangkunya.



addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang