"Bagaimana hari pertamamu?" Jisung menanyai Changbin saat mereka tengah makan malam.
Changbin mengetukkan sumpitnya lalu tersenyum senang, "Aku tidak menyangka mereka memberikan gajiku di hari pertama bekerja, ini luar biasa." Ucapnya.
Jisung dan Minho ikut tersenyum senang mendengarnya.
"Ah iya, Minho, aku juga belikan kasur yang seperti milik Jisung untukmu, jadi mulai sekarang kalian tidak perlu berdesakan di kasur sempit itu lagi, kalian punya kasur masing-masing sekarang."
Minho memasang wajah bengong yang lucu, Jisung tau apa yang ada di pikiran lelaki itu, ia tertawa diam-diam melihat ekspresi wajah Minho.
"Uh tapi kak, sebenarnya tidak perlu, aku sudah nyaman tidur di kasur yang sama dengan Jisung, lebih baik kau kembalikan saja kasur itu ke tokonya."
"Mana bisa begitu, mana mungkin tidur berdua di kasur kecil seperti itu membuatmu nyaman."
"Aku serius kak, aku ingin satu kasur saja dengan Jisung."
Jisung menyenggol bahu Minho di sebelahnya, "Terima saja, kak Changbin sudah membelikannya kenapa kau malah menolaknya."
Minho menghela nafas lalu tersenyum paksa.
"Ahh.. enaknya tidur sendiri.."
Minho duduk di tepi kasurnya, memandang Jisung yang tengah merebahkan diri di kasurnya dengan senyum mengejek kearah Minho.
Dia memandang meja kecil yang menjadi pemisah antara kasur mereka, melihat Jisung yang memejamkan mata, Minho beranjak lalu membuka selimut Jisung, berniat menyelinap di sebelahnya.
Namun Jisung langsung menendang tubuhnya hingga Minho berguling jatuh ke lantai.
"Tidurlah di kasurmu sendiri, Minho."
Minho duduk di kasur, lalu mengambil gitar milik Jisung di ujung ruangan, ia memetik asal senarnya, menimbulkan suara berisik yang membuat Jisung terganggu.
Jisung menutup telinganya, karna Minho tak juga berhenti, dia beranjak merebut gitar di tangan Minho lalu membawa benda itu ke dekat kasurnya.
Merebahkan tubuh, Minho terdiam beberapa saat lalu mulai menyanyikan sebuah lagu, dia berniat mengganggu Jisung dengan nyanyiannya tapi anak itu malah bergelung nyaman di balik selimutnya, seakan Minho sedang menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya.
Minho membuka kaos panjangnya, menyisakan kaos kutang hitamnya, mengira Jisung telah lelap, Minho pun kembali menyelinap ke sebelahnya, namun baru saja ia membaringkan tubuh, sesuatu menusuk-nusuk di bagian lengannya yang tak tertutup kain, sontak Minho berdiri dari posisinya.
Membuat Jisung yang ternyata hanya pura-pura tidur menertawainya, Jisung membuka selimutnya, mengangkat satu batang kaktus yang ia taruh di tempat Minho tadi.
"Ternyata menanam kaktus ada gunanya juga."
Minho mendengus, sialan itu tadi sakit, untung tidak sampai melukai Minho atau membuatnya berdarah, kalau sampai dirinya terluka Minho akan membalasnya.
Jisung bangun lebih dulu pada pagi harinya, ia mengucek matanya dan melirik ke samping saat merasakan sebuah lengan memeluk perutnya.
Melihat Minho yang tidur sambil memeluknya, Jisung langsung terduduk dan menjauhkan tubuh anak itu, "Kenapa kau tidur di kasurku?!" Teriak Jisung pada Minho yang masih setengah bangun.
"Ehmm? Aku tidur di kasurku, lihat."
Jisung baru sadar, Minho memang tidur di kasur miliknya, tapi lelaki itu bisa memeluk tubuhnya karna kasur mereka sekarang berhimpitan, Jisung mendorong kasur Minho dengan kakinya, namun kasur itu tidak mau bergeser sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanfictiondua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]