7

724 69 7
                                        


Minho mendorong bubur di sendok ke bibir Jisung, namun anak itu malah membuang muka, Minho lama-lama geram juga, daritadi dia ingin memberi makan Jisung tapi anak itu terus menolak.

Dia menaruh mangkuk bubur instan yang di pegangnya lalu mencengkram pipi Jisung dan memaksa anak itu membuka mulutnya untuk memakan bubur yang ia belikan.

"Kau harus makan untuk minum obat, jangan ngeyel."

"Ck, aku gak selera."

"Selera gak selera kau harus makan, Jisung, kulihat dari tadi pagi kau gaada makan sama sekali kan."

Jisung membuka mulutnya karna cengkraman pada pipinya makin kuat, ia langsung menelan bubur itu tanpa mengunyahnya terlebih dahulu.

Hingga suapan kelima, Jisung kembali menggeleng dan mendorong tangan Minho yang kembali menyuapinya.

Membuat Minho kembali memaksanya, Jisung melotot saat lagi-lagi Minho mencengkram pipinya, Jisung meremat perutnya, lalu beranjak mencari letak kamar mandi Minho, hanya ada dua pintu disana, satu pintu masuk di depan dan satu lagi pintu di belakang.

Jisung membuka pintu belakang yang merupakan kamar mandi, dia muntah, mengeluarkan bubur yang ia makan tadi dari perutnya.

Minho yang melihat itu membawakan air minum untuk Jisung dan memijat tengkuk pemuda itu.

"Kubilang apa, percuma kau maksa aku makan." Ucap Jisung dan berjalan kembali ke kasur setelah merasa isi perutnya sudah kosong.

Dia meraih tasnya.

"Makasih atas pertolongannya."

"Tunggu, kau mau kemana?"

"Pulang."

"Kau tau jalan pulang?"

Jisung membuka pintu rumah Minho, hari sudah gelap diluar, dia mengedarkan pandangan, mencoba mengenali dimana ia berada sekarang.

"Tentu, daerah ini tidak jauh dari rumahku."

"Kalau gitu ku antar, tunggu diluar, aku ambil sepeda."

Jisung duduk di bangku belakang dan mengarahkan jalan ke arah rumahnya pada Minho yang mengayuh sepeda.

"Jisung.. aku minta maaf."

Jisung menyerngit lalu memajukan tubuhnya dan mencoba melihat wajah Minho dari samping.

"Apa?" Tanya Minho yang bingung karna Jisung terus menatapnya.

"Kau serius atau cuma main-main?"

"Aku serius!!"

Jisung mengendikkan bahu, "Baiklah, ku maafkan."

"Makasih."

"Ku kira orang sepertimu tak akan pernah minta maaf saat membuat kesalahan, bahkan kau tidak minta maaf waktu itu saat menyerempetku."

"Bukannya kau sendiri yang lebih dulu pergi? Aku bahkan menanyaimu dan kau malah marah."

"Hmh terserah."

Jisung masih kesal sebenarnya dengan Minho, tapi dia sedang tidak minat untuk mengibarkan bendera permusuhan, jadilah ia lupakan saja kejahilan Minho belakangan ini.

Dia akan berdoa semoga Minho kembali ke rumahnya dan pindah dari sekolahnya.

Dia tau Minho sedang kabur walau pria itu tidak bilang padanya, Jisung tau Minho itu orang berada, mana mungkin dia tinggal di tempat yang bahkan lebih kecil dari rumahnya itu, dan mana mungkin juga orang seperti Minho bersekolah ditempat murah seperti sekolah Jisung.

addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang