26

546 46 0
                                    

Minho meraih ponselnya yang bergetar diatas meja, menaruh majalah di tangannya untuk menjawab panggilan dari nomor tak dikenal itu.

Dia dan Jisung sedang berada di rumah lama Jisung saat ini, anak itu bilang ingin mengemasi barangnya yang beberapa masih tertinggal disini.

"Halo? Siapa?"

"Ini siapa? Apakah Jisung nya ada?"

Minho melirik ke pintu kaca kamar Jisung, dia melihat anak itu yang masih sibuk membuka setiap laci dan lemari lalu mengemas barangnya kedalam koper.

"Ini siapanya Jisung?" Minho malah balik bertanya.

"Aku Yuna, pacarnya, bisakah aku bicara dengannya?"

Minho menyerngit, ia memang beberapa kali mendapati nomor ini menelfon ke ponselnya namun Minho merasa tidak pernah mengangkatnya, apa selama ini Jisung selalu menjawab telfon dari nomor ini?

"Siapa kau mengaku-ngaku, aku ini pacarnya! Dan dia sedang sibuk, tidak bisa bicara denganmu." Setelahnya Minho langsung menutup panggilan itu.

Dia berjalan menghampiri Jisung yang tengah duduk di meja belajar sambil memperhatikan sebuah kalung yang ada ditangannya.

Minho menyipitkan matanya menelisik sambil merangkul bahu Jisung, dia bisa melihat ukiran nama bertuliskan yuna's bf disana, tanpa bertanya pun, Minho tau dari siapa kalung itu.

"Wah.. adikku ini tampaknya merindukan mantannya ya.."

Jisung tak berniat menanggapi, dia menyimpan kembali kalung itu ke dalam laci lalu menutup kopernya dan menyeretnya keluar.

Minho membuka laci tadi, mengantungi kalung milik Jisung lalu ia membuangnya saat mereka dalam perjalanan kembali ke apartemen.

Keesokan harinya Jisung dibuat bingung saat Minho pagi-pagi sekali dengan semangat menarik tangannya menuju ruang santai, mereka duduk bersebelahan di sofa depan tv.

Dia memasang raut bingung saat Minho mendorong satu kotak ukuran 30×10 cm diatas meja ke depannya, lalu menyuruh Jisung untuk membuka dan melihat isinya.

Ada dua buah ponsel pintar, kalung dengan liontin setengah hati yang jika digabung akan membentuk hati sempurna, dua buah jam tangan, dan barang lainnya yang tidak Jisung keluarkan dari dalam kotak.

Sekarang dia mengerti apa maksud Minho.

"Kau cemburu karna aku masih menyimpan barang couple dari mantanku?"

"Menurutmu?"

Jisung menghela nafas sambil tertawa geli, "Tidak perlu seperti ini Minho, lagipula aku menyimpan barang itu bukan karna aku masih menyimpan perasaan padanya, tapi aku lupa saja membuangnya."

"Baguslah, aku sudah melakukannya untukmu?"

"Melakukan apa?"

"Membuang barang itu."

Jisung menggelengkan kepala, Minho selalu seperti ini, bertindak semaunya.

"Sebenarnya aku tidak butuh ini, tapi yasudah, karna aku menghargai pemberianmu maka akan ku terima." Ucap Jisung sambil mengangkat kotak ponsel di tangannya.

Minho memegang pergelangan tangan Jisung lalu berkata dengan nada semangat, "Bukan cuma itu, masih ada lagi, ayo ikut aku."

Dan Jisung hanya bisa menurut saat Minho menarik dirinya keluar dari kamar apartemen menuju area parkir di gedung itu.

Jisung menyerngit bingung saat Minho membawanya berhenti didepan sebuah mobil yang jika dilihat-lihat sama persis seperti mobil yang biasanya supir Minho kendarai, jangan bilang...

addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang