"ck." Jisung berdecak kesal dalam lipatan tangannya di meja.
Ia ingin tidur dikelas sebelum bel masuk seperti biasa, tapi sedari tadi Minho terus mengganggunya, pemuda itu menggoyang-goyangkan kursi Jisung hingga tubuh Jisung pun ikut bergoyang karenanya.
Saat Jisung memajukan kursinya agar tangan Minho tidak bisa menjangkau kursinya, Minho malah menggunakan kakinya untuk menggoyangkan kursi Jisung.
Jisung menegakkan tubuh lalu menepuk pundak Jeongin yang duduk di depannya.
"Tukaran tempat sebentar."
"Kenapa?"
"Sebentar aja Jeong, please." Jisung memasang wajah memelas yang membuat Jeongin mengalihkan pandangannya.
Jeongin itu tidak kuat melihat yang imut-imut.
Dia berdiri dan membiarkan Jisung duduk di bangkunya sementara Jeongin duduk di bangku Jisung.
Jisung tersenyum menang karna dengan begini pasti Minho tidak lagi mengganggunya, namun ternyata dia salah.
Baru saja akan menutup mata dalam lipatan tangannya diatas meja, kursinya terdorong ke depan hingga dadanya membentur sisi meja, Jisung menoleh kesal ke belakang.
Jeongin mengibaskan dua tangannya di depan wajah, "Bukan aku, dia yang dorong." Ucapnya sambil menunjuk Minho yang tersenyum miring.
Jisung memilih untuk mengabaikannya, namun lagi-lagi Minho melakukannya, kesabaran Jisung habis dibuatnya.
Jisung bangkit menuju meja Minho, Minho yang melihat itu memasang posisi siaga, dia mengepalkan tangannya di depan dada seperti petinju, bersiap untuk menangkis serangan Jisung jikalau anak itu akan memukulnya.
Namun Jisung tidak melakukannya, ia malah menarik tas milik Minho di atas meja dan dengan santainya melemparkan tas itu keluar jendela, lalu kembali duduk di bangkunya.
Minho merapat ke jendela, melihat tasnya yang tergeletak dekat lapangan di bawah sana, dia terkekeh geli dan berlari keluar kelas untuk mengambil tasnya.
Guru masuk ke dalam kelas tak lama setelah Minho keluar, melihat itu, Jisung berjalan ke arah dua pintu kelas di bagian depan dan belakang, ia mengunci dia pintu itu dan mengakalinya dengan seutas tali karet yang ia selipkan di gagang pintu.
Minho kembali saat guru di dalam kelas sedang menjelaskan materi di papan tulis, ia ingin masuk namun pintu kelasnya tidak mau terbuka, Minho berjalan dari pintu satu ke pintu satunya berkali-kali namun pintu itu tidak juga terbuka.
Dia mengetuk pintu bagian belakang, saat siswa yang duduk paling dekat dengan pintu melihatnya, Minho memberi isyarat pada siswa itu untuk membukakan pintunya dari dalam.
Siswa itu mencoba membukanya namun tidak bisa, dia menggeleng pada Minho dan kembali ke tempat duduknya.
Minho memandang Jisung yang tengah fokus pada pelajaran dan mengumpat tanpa suara untuk anak itu.
"Awas saja kau." Ucap Minho, ia lalu mengirimkan sebuah pesan ke nomor telepon sekolah.
Tak lama setelah itu, kepala sekolah beserta petugas keamanan sekolah menuju kelas mereka, dia membawa kunci cadangan, namun dua pintu kelas tak mau terbuka walau berkali-kali dicoba.
Kepala sekolah menggedor-gedor pintu kelas hingga menarik perhatian seluruh penghuni kelas.
Sang guru menaruh bukunya dan berjalan ke pintu.
"Pintunya macet?" Gumamnya saat pintu itu tidak mau terbuka.
Jisung bangkit dari kursinya dan segera membuka tali yang ia akali agar pintu susah untuk dibuka, saat tali itu dilepas, pintu terbuka dengan mudahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanfictiondua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]