28

555 49 0
                                        

Jisung tengah menggambar sesuatu di buku sketsanya untuk menghilangkan bosannya.

Dia tidak peduli dengan keriuhan kelas di pagi hari, juga dengan Minho yang sesekali mengajaknya bercerita tapi Jisung hanya menanggapi dengan malas.

Sebentar lagi bel berbunyi, para murid di kelasnya mulai duduk di bangku mereka masing-masing, dalam keheningan itu, tiba-tiba seorang wanita muncul di pintu belakang kelas.

Menarik atensi dari para siswa, mereka seperti melihat seorang model tengah berdiri di depan pintu kelas mereka, wajah cantiknya, kulit putih mulusnya, rambut indahnya, tubuh ramping bak modelnya, dan jangan lupakan barang-barang mahal yang melekat di tubuhnya, membuat semua mata memandang bertanya-tanya ke arahnya, sedang apa wanita cantik ini disini?

Wanita itu berjalan masuk ke dalam kelas dengan begitu anggun, matanya fokus pada seorang pria yang saat ini tengah sibuk dengan buku dan pulpennya, tak menghiraukan sekitarnya.

Senyum manis terus menghiasi wajahnya, dia duduk di salah satu kursi kosong dekat samping pria itu, lalu menopang dagu dan hanya diam menatap si pria sambil tersenyum tipis.

Minho terus memperhatikannya karna arah pandang gadis itu tak lepas dari Jisung, dia jadi kesal dibuatnya.

"Hey, ada perlu apa kau dengannya? Kenapa melihatinya seperti itu?" Minho bertanya dengan nada tak bersahabat, namun wanita itu hanya menatapnya dengan senyuman ramah, "Tidak ada kok, hanya ingin memandangnya saja." Balasnya.

Jisung mengerjapkan mata ketika samar-samar mendengar suara yang begitu familiar di telinganya, ia menoleh ke samping, lalu mengucek matanya berharap ia hanya sedang berhalusinasi.

Namun wajah wanita itu tampak sangat nyata di depannya, "Yuna..?"

"Hai, sudah lama tak jumpa, aku rindu sekali padamu, Hannie."

Sialan...

Bel masuk berbunyi, Yuna bangkit dari duduknya dan berkata akan menunggunya diluar.

Saat pulang sekolah, Jisung keluar dengan Minho yang setia mengikutinya, dia menemukan Yuna yang ternyata benar-benar menunggunya di bangku dekat koridor kelasnya.

"Hannie, aku lapar, kau mau menemaniku makan?"

Jisung berpikir, ia melirik Yuna dan Minho bergantian dengan bingung.

"Iyakan saja, dia sudah menunggu disini selama berjam-jam, apa tidak kasihan?" Ucap Minho dengan nada datar.

"Baiklah."

Yuna dan Jisung berjalan bersebelahan dengan Minho yang mengikuti di belakang, sebenarnya Yuna keberatan Minho ikut dengan mereka, tapi biarlah.

"Hannie, aku membawakan oleh-oleh untukmu." Yuna mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tasnya selagi mereka menunggu pesanan, Jisung menerimanya dan mengucap terimakasih tanpa berniat membukanya langsung.

"Aku juga punya satu untukmu."

Minho menyerngit bingung saat Yuna memberikan kotak yang sama untuknya, dia tidak ambil pusing dan hanya menerimanya, tanpa berucap apa-apa tentunya.

"Kau Minho kan?"

Minho mengangguk masih dengan kebingungannya, kenapa wanita ini terlihat sok akrab padanya?

"Terimakasih sudah menjaga han— ah maksudku Jisung, kalian kakak adik kan? Jisung pasti senang punya kakak sepertimu, Jisung beruntung, punya dua kakak yang sangat baik."

Minho dan Jisung saling berpandangan, seakan saling bertanya, darimana wanita ini tau kalau Jisung dan Minho bersaudara?

"Hannie, lihat, aku masih memakai kalung couple kita, apa kau masih menyimpan milikmu?"

addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang