Minho memandang gunting kecil ditangannya, lalu melirik Jisung yang tertidur di mejanya seperti biasa.Sebuah senyum nakal terukir di bibirnya.
Minho berdiri dan mencondongkan tubuhnya kearah depan, dengan hati-hati dia menggunting kain seragam Jisung, meninggalkan lubang-lubang kecil disana.
Merasa cukup, Minho kembali duduk di kursinya, dia mengecup guntingnya dan tersenyum puas melihat mahakaryanya pada seragam Jisung.
Pada saat jam istirahat pertama, Minho keluar kelas untuk membeli benang dan jarum, tadi Jisung memarahinya dan sempat memukulnya sekali saat sadar baju seragam miliknya dirusak Minho.
Itu baju seragam satu-satunya, jahat sekali Minho telah merusaknya, Jisung berniat menjahitnya dirumah nanti.
Ada jam kosong setelah istirahat kedua, guru pelajaran di jam itu tidak dapat hadir karna suatu hal, jadilah anak-anak dikelas Jisung bebas ingin melakukan apa saja.
Jisung sendiri hanya menghabiskan jam kosongnya dengan tidur di mejanya, tak ada hal menarik yang dapat dilakukannya.
Minho memperhatikan anak-anak dikelasnya yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, dia mengeluarkan jarum dan benang yang ia beli tadi dari saku celananya.
Dia memasukkan ujung benang kedalam mulutnya lalu mencoba memasukkan benang itu pada lubang jarum.
Jisung yang tertidur adalah kesempatan yang bagus bagi Minho untuk beraksi.
Dia menjahit lubang-lubang yang ia buat di seragam putih Jisung menggunakan benang hitam dengan jahitan yang tidak rapi.
Baju Jisung makin aneh saja jadinya.
Tunggu saja saat Jisung bangun dan melihatnya, selangkangan Minho akan ia tendang sekuat tenaga.
Selesai dengan jahitan terakhir, Minho tersenyum puas lalu menyimpan benang dan jarumnya di dalam laci.
"Ugh makanan apa ini?" Jisung menyerngit mengaduk bubur jagung buatan Changbin, tampilannya sedikit mengerikan, ada potongan daun sop disana, dan ah sudahlah hanya dengan melihatnya saja Jisung sudah tidak selera makan.
"Ini pertama kalinya aku masak, jadi tolong beri respon positif."
Jisung mendengus lalu menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya.
Di detik berikutnya Jisung dengan cepat meraih satu piring kecil diatas meja dan mengeluarkan makanan yang baru saja masuk kedalam mulutnya.
"Yak!! Apa-apaan kau tidak menghargai masakanku?!" Changbin berteriak menunjuk Jisung yang duduk di depannya dengan sendoknya.
Jisung berdecih lalu menyendokkan bubur itu lagi dan menyodorkannya di depan mulut Changbin yang langsung dilahap begitu saja oleh si kakak.
Changbin terdiam memandang Jisung begitu makanan itu masuk ke mulutnya, detik berikutnya dia melakukan hal yang sama seperti yang Jisung lakukan sebelumnya.
"Sial, rasanya seperti kematian."
"Huh dasar." Jisung membawa bubur itu bersamanya ke dapur, ia menghidupkan kompor dan memperbaiki masakan itu.
"Hhh.. aku cuma mau jadi kakak yang baik untukmu, selama ini aku jarang mengurusmu." Ucap Changbin menatap bubur yang sudah diperbaiki oleh Jisung, lalu memasukkan satu sendok kedalam mulutnya.
"Tidak perlu, aku sudah besar tidak butuh diperhatikan."
"Jangan bilang begitu, aku menyayangimu, itu sebabnya aku ingin merawatmu."
"Ewhh" tanggapan Jisung yang kemudian mengabaikan Changbin yang terus berkata bahwa dia akan jadi kakak yang baik bagi Jisung.
Padahal tidak perlu, Changbin sudah cukup baik baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanficdua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]