32

614 49 0
                                    

⚠sex scene⚠
⚠rape⚠




Hari kelulusan tiba, para murid memakai jubah dan juga topi kelulusan, menjalani acara demi acara yang telah dirangkai untuk melepas para siswa dan siswi dari sekolah.

Lalu diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan.

Jisung mendapat banyak buket bunga dan juga ucapan selamat dari teman-temannya, dia sempat melirik Minho yang juga menerima banyak hadiah dari temannya terutama dari para siswi, dia mengabaikan pria itu karna sepertinya pun Minho tidak menganggap dirinya ada disana.

"Kau mau langsung pulang?" Changbin bertanya sambil menghidupkan mesin motornya, ia yang mengantar Jisung ke sekolah karna beberapa hari belakangan Jisung tinggal bersamanya dan Felix.

"Pulang duluan saja, aku mau ke tempat lain dulu, aku titip ini." Jisung melepas topi dan jubah kelulusannya dan menaruh jubah itu bersamaan dengan hadiah-hadiah yang di terimanya kedalam kantung plastik besar lalu memberikannya pada Changbin.

"Okay, jangan pulang terlalu malam atau kau tidak akan dibukakan pintu." Jisung hanya berdehem singkat menanggapinya, kemudian Changbin menarik gas motornya, dan pergi meninggalkan Jisung.

Dia berjalan ke luar gerbang sekolah, menghentikan taksi dan pergi menuju apartemen Minho.

Nyatanya Jisung salah saat mengira Minho menganggapnya tak ada, padahal pria itu sedaritadi terus memperhatikan gerak gerik Jisung dalam diam.

Lalu saat melihat Jisung pergi, Minho menelfon anak buahnya dari anggota militer yang memang sudah disiapkannya untuk mengikuti Jisung.

"Lakukan tugas kalian dengan benar, dan ingat, bawa ke mansion." Minho mematikan sambungan telfonnya lalu mengantungi ponsel pintar itu.

Dia menatap kosong kearah terakhir kali Jisung terlihat, "Maaf Jisung, tapi anak nakal sepertimu harus diberi pelajaran."





Jisung menghela nafas melihat keadaan apartemen yang berantakan.

Mungkin Minho sempat mengamuk dan membanting beberapa barang disana lalu meninggalkannya begitu saja tanpa sempat merapikannya.

Jisung membuka pintu kamar yang keadaannya sama seperti di ruang tengah, berantakan, vas bunga pecah, meja terjatuh, bahkan bantal dan selimut berserakan di lantai.

Dia mengabaikan itu semua dan lebih memilih untuk fokus pada tujuan utamanya, mengemasi barangnya yang tertinggal karna ia memutuskan untuk tinggal bersama Changbin dan Felix saja.

Setelah selesai dengan barang-barangnya, Jisung pergi ke wastafel untuk mencuci wajahmya.

Dia melihat pantulan wajahnya yang sedikit kusam, jadi Jisung berniat memakai sabun cuci wajah yang ada disana.

Jisung memejamkan matanya saat mengusapkan busa-busa dari sabun cuci wajah itu, gerakannya terhenti saat samar-samar mendengar suara pintu yang dibuka perlahan.

Jisung merasa ada yang mengendap-endap masuk kedalam apartemen ini.

Dia dengan cepat membilas wajahnya untuk memastikan apa yang di dengarnya.

Belum sempat Jisung membuka matanya setelah selesai membilas wajah, sebuah benda keras seperti kayu menghantam bagian belakang lehernya, mengenai bagian vitalnya hingga dalam sekejap kesadarannya menghilang.

"Hey kau memukulnya terlalu keras! Bagaimana jika tuan marah?" Satu dari dua orang yang mengendap masuk ke apartemen berseru pada satu lainnya yang baru saja memukulkan tongkat kayu berbentuk silinder pada pria yang mereka incar.

"Aku rasa tidak masalah, dia hanya pingsan."

"Jika sampai tuan marah kau yang salah."

"Sudahlah diam, kita harus cepat bawa dia sebelum dia sadar."






addicted [minsung] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang