"Ah sialan pake kesiangan lagi, kalo telat bisa kena tendang ini pantatku." Jisung bergumam sambil membuka lemari pakaiannya, handuk melilit tubuhnya dari pinggang hingga lutut.
"Ish mana sih?!" Gerutunya saat tak juga menemukan apa yang ia cari.
"Changbin! Sempak ku mana?" Jisung berlari keluar sambil meneriakkan nama sang kakak.
Tak mendapat sahutan, dia pun berjalan ke samping rumah, ada Changbin yang tengah mencuci disana.
"Sial, itu sempak ku?! Hey yang kemarin baru ku cuci kenapa kau cuci lagi?!" Dia menarik celana dalam miliknya dari tangan Changbin, benda itu basah sekarang, dia harus pakai apa? Dia cuma punya dua celana dalam dan sekarang dua-duanya basah.
"Semalam kan kehujanan, bau apek jadi ku cuci lagi."
"Terus aku pakai apa?!"
Changbin diam sebentar untuk berpikir, "Kau bisa pakai punyaku." Dia bersiap membuka kancing celananya, membuat Jisung melotot ngeri kearahnya.
"Dih, ogah, udalah gausah." Lalu dia pergi darisana.
Akhirnya Jisung memilih untuk tidak memakai celana dalam, dan demi tuhan, itu sangat tidak nyaman, celana boxernya berkali-kali masuk ke belahan bokongnya, dan itu sungguh sangat memalukan saat Jisung harus membenarkannya beberapa kali di depan umum.
Jisung berjalan kaki ke sekolahnya, sebenarnya dia tadi ingin meminjam sepeda tetangganya, tapi semenjak kejadian dia diserempet mobil itu, batang sepeda milik tetangganya sedikit penyok, jadilah Jisung tidak boleh meminjamnya lagi.
"Dasar pelit, semoga lubang hidungnya makin besar." Ucap Jisung mengata-ngatai tetangganya.
Dia kemudian berlari begitu dari kejauhan melihat satpam sekolah mulai menarik gerbang sekolah.
Tiga hari berlalu, sang supir benar-benar menjalankan tugasnya yang diminta Minho, jadi hari ini Minho sudah bisa masuk sekolah di sekolah yang sangat biasa.
Ya, sangat biasa, kualitas sekolah ini berbeda jauh dengan sekolah lamanya yang merupakan sekolah elit yang hanya anak-anak berduit yang bisa bersekolah disana.
Minho tidak peduli, yang penting dia belajar, mau elit mau tidak pun dia tetap seorang siswa pemalas yang lebih suka menonton bokep saat kelas sedang berlangsung daripada mendengarkan penjelasan guru di kelas.
"Ck ck, kok aku ganteng banget ya.." Minho menyentuh dagunya di depan cermin sambil memainkan ekspresi wajahnya.
"Heheh, ku tebak, di sekolah baru ini banyak yang naksir aku."
Minho di sekolah elit saja disukai banyak wanita, apalagi di sekolah swasta seperti ini, yang mana setaunya murid laki-lakinya tidak banyak yang tampan, mungkin Minho akan jadi yang paling tampan jika dia masuk kesana.
Selesai dengan persiapan sekolahnya, Minho pun mengeluarkan sepeda yang dia minta dari sang supir, lalu mulai mengayuh sepeda itu menuju sekolahnya yang sudah ia hafal arahnya sebelumnya.
"Kok bisa terlambat? Biasanya paling disiplin soal waktu?" Jeongin, teman sekelas Jisung bertanya begitu ia masuk kedalam kelas dan menaruh tasnya di atas meja, Jeongin yang duduk di depannya sampai memutar tubuh untuk melihat Jisung yang kelelahan.
Dia mengambil sapu tangan lalu mengusap keringat di dahi Jisung.
Jisung membiarkannya sambil mengatur napasnya, tapi dia tersadar akan sesuatu, dia lalu menangkap tangan Jeongin yang masih mengusapkan sapu tangan itu ke wajahnya.
"Tunggu, ini sapu tangan buat apa?"
".. lap sepatu."
"Jeongin jancok!" Jisung memukul tangan Jeongin yang membuat pemuda di depannya tertawa puas melihat wajah kesal Jisung.

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanficdua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]