"Jisung kau dimana?! Jangan membuatku khawatir!!" Minho berteriak kesal pada handphonenya yang sedang tersambung dengan handphone Jisung.
Ia dan Jisung tadinya berjalan-jalan menghabiskan malam tahun baru bersama.
Mereka berjalan kaki berkeliling di tempat-tempat makan dan juga tempat hiburan, tapi saat di toko pakaian, Jisung menyuruhnya menunggu diluar karna anak itu bilang ingin membelikan sesuatu untuknya, Minho menurut dan ia pergi ke toko lainnya yang dekat disana untuk membelikan Jisung juga.
Tapi setelah 20 menit dia keluar dari toko, Jisung belum keluar dari toko yang tadi dikunjunginya, alhasil Minho masuk kedalam sana namun dia tidak menemukan pria itu.
Minho menelponnya dan Jisung mengangkatnya namun saat Minho tanya dimana anak itu berada, Jisung tidak menjawabnya, membuat Minho kesal sendiri karna harus berjalan menyusuri jalanan mencari Jisung.
"Jisung sialan! Kau dimana sih?!" Minho berteriak lagi, sedangkan Jisung hanya tertawa kecil di sebrang sana, Minho menyerngitkan dahinya, saat Jisung tertawa tadi, ia seperti mendengar suara tawa itu berada di dekatnya.
Dia terus berjalan dengan ponsel menyala, barulah setelah beberapa langkah Minho merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
"Jisung jangan main-main atau aku akan berbuat macam-macam saat aku menemukanmu!"
"Coba saja."
"Kau menantang ku?"
Minho melirik sebuah gang kecil di sebelah kanannya, gang itu tidak terlalu terang dan berada di tempat yang sunyi, dia masuk kesana lalu dengan cepat bersembunyi di balik tumpukan kotak.
Sesuai dugaannya, sedaritadi Jisung mengikutinya di belakang, anak itu ikut berbelok ke dalam gang, dan begitu Jisung melewati tempat persembunyiannya, Minho menyergap tubuhnya dan membawanya semakin masuk hingga mereka sampai di ujung gang yang ternyata jalan buntu.
"Anak nakal."
Jisung tertawa saat melihat wajah kesal Minho, dan makin tertawa saat Minho menggelitik perutnya juga menghujami banyak ciuman di tiap sisi wajahnya.
"Kau pernah melakukan sex di tempat umum?" Minho berbisik di depan wajah Jisung, akibat ucapannya barusan Minho mendapat pukulan di kepalanya.
"Mesum tolol." Hujat Jisung sambil tertawa melihat Minho kesakitan di depannya.
"Minho, aku punya sesuatu untukmu."
Minho menoleh kearah tangan Jisung yang ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag, "Tunggu, aku juga punya untukmu, kita keluarkan bersama."
Mereka saling pandang sambil mengeluarkan barang yang mereka beli untuk satu sama lain.
Jisung membeli sebuah syal berwarna merah, dan Minho membeli sebuah syal berwarna merah.
Ya, mereka membeli barang yang sama, bahkan merk dan ukurannya pun sama, mereka tertawa ketika menyadarinya.
"Kita memang satu hati." Ucap Minho, lalu memasangkan syal yang ia beli ke leher Jisung, setelah ia selesai gantian Jisung yang memakaikan syal miliknya ke leher Minho.
"Kita mau kemana lagi?"
Jisung mengendikkan bahu, "Terserah."
"Ayo kita cari jajanan di pinggir jalan." Minho menggenggam tangan Jisung lalu menariknya, namun Jisung tidak bergerak dari tempatnya.
"Kenapa?"
"Apa.. ini tidak apa?" Jisung mengangkat tangannya yang digandeng Minho.
"Kau takut dengan pandangan orang-orang? Atau kau malu berpacaran denganku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
addicted [minsung] √
Fanfictiondua saudara tiri yang dipertemukan dalam sebuah takdir bagi Minho, Jisung adalah candu dia akan menjadikan Jisung miliknya meskipun mereka saudara sekalipun Lee Minho x Han Jisung BxB mature [COMPLETED]