Yuhuu, Dee datang lagi. Siapa yang nungguin? Semoga terhibur yak😘 makasi udah baca cerita ini dan kasih jejak cintanya.
💕💕💕
"Pramana atau Joko?"
Menik seolah berada di dua percabangan. Di saat dia membuka hati untuk Joko, Yuuto hadir dengan identitas baru. Menjadi orang Indonesia dan akan tinggal di Indonesia.
Sungguh, Menik tidak bisa memutuskan. Dia tidak ingin menjilat ludahnya sendiri. Namun, tetap saja hati kecilnya berkata bahwa dia masih sangat mencintai Yuuto.
"Nik, kamu mikir apa?" tanya Joko yang baru saja bangun sore itu. Wajahnya kini lebih segar karena telah beristirahat dan mandi.
"Bang, aye … tadi ke Kenjeran."
Joko mengangguk. Dia menghirup dalam-dalam uap kopi yang harum sebelum menyeruputnya. "Lalu?"
"Ehm, Yuuto-kun … dimatikan."
Joko tersedak. "Ka-kamu … tahu? Tidak! Tahu dari mana?"
Kini, alis Menik mengernyit. "Abang tahu?"
Rahang Joko mengerat. Dia meletakkan gelas belimbingnya, tak lekas menjawab Menik.
"Bang, jawab!
"Aku … aku diminta Kolonel Kagami menaruhnya ke peti senjata. Dia dianggap mati dan peti jenazah tertutup itu … kosong!"
Menik membeliak. Dia menutup mulutnya yang melongo. "Jadi betul? Tapi … tapi kenapa Abang kagak cerita? Kagak kenapa bilang Yuuto mati dan mau mengantarku ke Kenjeran?"
Joko menunduk. Dia meremas pahanya. Lidahnya kaku karena berusaha menutupi kebenaran itu. Waktu itu Kolonel Kagami memanggil Jasin dan meminta tolong menyelamatkan Yuuto. Kolonel Kagami ingin anaknya bisa bersama perempuan yang dicintai dan melakukan pekerjaannya melayani orang yang sakit dan miskin.
"Bang … jawab!" Mata Menik memerah. Lambat laun permukaannya berkaca-kaca.
"Aku … cinta kamu, Nik. Aku takut kehilangan kamu!" jawab Joko dengan nelangsa.
Menik menunduk dengan punggung bergetar. Dia tak.bisa berkata-kata. Cinta Joko seolah belenggu yang memasung kakinya.
"Tapi, Nik … seharian ini aku berpikir. Diammu selama ini memendam cinta untuk Yuuto. Aku takut keputusan Kolonel Kagami melepas anaknya untuk hidup di Indonesia membuatmu berpaling." Suara Joko semakin serak. Dia menatap Menik yang terisak tertahan. "Tapi setelah aku timbang-timbang … aku merasa aku harus melepasmu. Seperti Yuuto yang melepas kamu dengan senyuman, kini aku juga harus melakukan hal yang sama."
"Apa maksudnya?"
"Kami … sama-sama ingin melindungimu. Ketika aku tidak bisa melindungi karena panggilan membela tanah air kita, Yuuto menjagamu. Dan sepertinya, kali ini aku takut tidak bisa menjagamu setelah kemarin aku hampir terbunuh. Beruntung Yuuto menolongku sehingga aku masih hidup." Joko mengembuskan napas kasar. Walau hatinya tercubit, tapi dia menguatkan hati. "Aku harus siap berangkat ke medan perang sebagai tentara. Besok BKR akan menjadi TKR dan aku ditunjuk dalam barisan depan mengemban amanat melindungi kedaulatan bangsa. Kalau aku memaksa menikahimu … aku tidak bisa melindungimu. Kalau aku berjuang, dan terjadi sesuatu padaku, kamu akan sendiri. Tapi sekarang, aku legawa. Yuuto akan benar-benar di sampingmu. Rencananya Yudha akan mengajak Yuuto untuk membuat pos kesehatan di daerah Blitar dan aku yakin kamu bisa hidup nyaman di kota kecil itu."
"Abang …." Kini buliran bening tak bisa Menik bendung lagi.
"Aku sudah sempat cerita dengan Romo dan Sibu. Dan mereka mendukung apapun keputusanku." Joko memaksa bibirnya untuk tersenyum lebar. "Ayo, aku antar ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menik (Completed)
Historical Fiction19 Oktober 2022 --> short list The Wattys Award 2022 genre historical fiction 19 Nov 2022 --> Winner The Wattys Award 2022 genre historical fiction Di awal tahun 1944, hari bahagia Menik lenyap, saat dia melihat suaminya dijatuhi hukuman mati di alu...