PART 16

71 6 3
                                    

JOSIE terlambat datang ke sekolah pagi ini. Akibatnya, gerbang sudah ditutup. Sejak menjadi siswa SMA Prapanca, ini adalah pertama kalinya ia datang terlambat. Berdasarkan peraturan sekolah, barang siapa ada siswa yang terlambat datang, maka akan disuruh berdiri di lapangan sampai jam pelajaran pertama habis. Jika keterlambatannya melebihi jam pertama, maka hukumannya berlaku sampai jam pelajaran kedua berakhir. Seperti itu.

Dan Josie mana mau menjalani hukuman itu. Panas, dijemur! Lebih baik Josie cabut saja. Atau memanjat dan melompati gerbang?

"Ssst,"

Ketika Josie siap memanjat gerbang, ia mendengar seseorang ber-ssst padanya. Josie menoleh. Tak begitu jauh, ia melihat Tira sedang melambaikan tangan padanya. Tanpa pikir panjang, Josie segera berlari kecil menghampiri cowok itu. "Lo telat juga?" tanyanya setelah berada di hadapan Tira.

Tira mengangguk dengan santai. "Lewat sini." Cowok itu mengajak Josie memutari gedung luar sekolah.

"Mau kemana?" tanya Josie penasaran.

"Mau masuk kelas lah."

"Kok lewat sini?"

"Ini jalan tikus yang pernah Miro kasih tau ke gue."

Mata Josie melebar mendengar nama Miro disebut, "Miro?"

Tira yang berjalan di depan Josie mengangguk.

"Lo sama yang lain tuh temenan sama dia?" tanya Josie. Karena sudah lebih dari satu kali ia mendengar cowok ini berbicara tentang Miro, Josie jadi ingin memperoleh info yang lebih banyak. Soalnya kelihatannya cowok ini tau banyak soal Miro.

Tira terkekeh. "Gue sih masih anggep dia temen. Cuma nggak tau dia masih anggep gue sama yang lain temen apa nggak. Soalnya semenjak dia ngilang, dia nggak pernah lagi ada kontak."

"Dia ngilang sejak kapan?"

"Mmm, 2 minggu, eh apa sebulan gitu sebelum lo pindah."

Josie melotot, "Hah? Tuh anak ngilang selama itu sampe sekarang dan nggak balik-balik?"

"Sante aja, Jo. Dia kan Mahameru. Mau sebulan, dua bulan, atau sampe kita lulus juga paling dia ikutan dapet ijazah. Lo juga kan? Dapet privilege?"

Josie memutar kedua matanya, "Nggak tau, gue belom nyoba. Terus, terus, dia ngilang itu alesannya apa? Kok bisa?"

"Nggak ada yang tau. Dia tau-tau aja ngilang."

Josie diam beberapa saat sambil memperhatikan punggung Tira. Kalau dipikir-pikir, kasihan juga Tira dan yang lainnya. Ditinggalkan Miro begitu saja padahal teman. "Nama lo siapa sih?"

Tira menoleh, "Eh, kita belum kenalan ya?"

"Ya gue sih udah tau, lo pasti udah tau nama gue kan?" sombong sekali Josie.

"Tira."

"Oke, Tir. Jadi sampe sekarang lo nggak pernah ada kontak sama Miro, dan lo juga nggak pernah ketemu Miro?"

"Nggak pernah."

"Termasuk nggak tau Miro ada dimana?"

"Termasuk itu."

Josie mengangguk-angguk. Padahal Miro ada di Quoss. Hampir setiap hari ada di sana. Apa Tira ini dan yang lain tidak tau tentang keberadaan café itu ya?

"Lo kayaknya kepo banget soal Miro. Ada apa nih?" tanya Tira dengan nada menggoda.

"Emang kenapa? Nggak boleh?" Josie balas bertanya.

"Hati-hati, keseringan kepo, ntar tertarik. Ya kalo lo bukan tunangan Haga sih oke. Cuma nggak lucu kalo ntar lo suka sama sepupu tunangan lo sendiri." Jelas Tira terkekeh.

Mahameru is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang