PART 18

71 7 5
                                    

PADA akhirnya Josie berakhir dengan Haga di dalam mobil yang sama setelah Haga berhasil 'mengamankan' Josie dari pentolan SMA Madyatama. Cukup heran Josie pada Haga, kenapa Haga melakukan ini. Padahal kan Pak Loko sudah dalam perjalanan menjemputnya. Tapi karena sekarang ia bersama Haga, Josie terpaksa mengabari Pak Loko untuk kembali ke rumah saja. Hal ini sekaligus membuat Josie jadi batal untuk pergi ke Quoss seperti biasa.

"Mau sampe kapan lo diem?" tanya Haga sambil melirik cewek yang duduk di sebelahnya.

"Hah?" Josie balas bertanya, kurang mengerti arah pembicaraan Haga.

"Miro. Dari obrolan lo sama cowok tadi, kayaknya lo udah saling kenal sama dia."

Tanpa ada yang ditutup-tutupi, Josie menjawab, "Iya. Gue udah saling kenal sama Miro. Sepupu lo."

Haga kembali melirik cewek itu saat mobil berhenti karena lampu merah menyala. Sama seperti Miro, cowok itu juga tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali. Kurang lebih apa yang ada di pikiran Haga saat ini sama dengan apa yang saat itu Miro pikirkan. Mustahil jika Josie sampai tidak mengetahui tentang keberadaan Mahameru kedua.

Namun tidak bisa dipungkiri, tentang Josie dan Miro yang ternyata sudah saling mengenal itu benar-benar mengejutkannya tadi. Tepatnya saat masih ada si pentolan SMA Madyatama.

"Lo ketemu sama dia?"

"Iya, hampir tiap hari."

Kening Haga mengernyit. Dengan enteng Josie bilang 'hampir tiap hari'? Selagi Haga dan Shila saja tidak pernah lagi bertemu dengan Miro berbulan-bulan?

"Kenapa lo nggak pernah ngasih tau gue soal dia?" tanya Josie menoleh pada Haga yang mulai menjalankan mobilnya lagi.

"Apa dia pernah ngasih tau lo soal gue?" Haga membalik pertanyaan Josie.

"Ya, dia nggak pernah. Sama kayak lo."

Haga melirik cewek yang sudah kembali menatap lurus ke depan. "Sejak kapan kalian saling kenal?"

"Udah sejak cukup lama."

Haga mendecih, "Dan sejak cukup lama itu, lo nggak pernah bilang apa-apa ke gue?"

"Sejak kapan kita harus cerita apa-apa satu sama lain?" Josie tertawa kecut.

Haga tersentak. Ia sendiri tidak cukup sadar dengan pertanyaan yang ia lontarkan. Dan ia pun segera menyesalinya.

"Ga," cewek itu tiba-tiba memanggil Haga sambil memutar tubuh ke arahnya.

Haga hanya melirik, karena jalanan di depannya padat, ia tidak boleh meleng.

"Apa sebelum Miro kabur, dia udah tau soal pertunangan kita?" tanya Josie pelan.

"Belum."

Mendengar jawaban Haga yang singkat, padat dan jelas entah kenapa membuat perasaan Josie lega. Satu pertanyaan yang tadi malam mengganggunya kini gugur.

*

Sejak kemarin Haga tau kalau Josie dan Miro sudah sering bertemu dan saling mengenal, kontan Haga tidak bisa berhenti berpikir. Semalaman hingga hari ini, Haga masih terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi antara tunangan dan sepupunya. Apa saja yang sudah mereka bicarakan, sejauh mana mereka saling mengenal, dan dari pertanyaan Josie kemarin, berarti Josie belum memberitahu Miro tentang pertunangannya. Entah apa alasannya yang jelas hal itu membuat Haga makin pusing. Sampai-sampai ia tidak mendengar namanya dipanggil oleh Pak Edo. Sehingga Dya yang duduk di sebelahnya, ikut memanggilnya,

"Haga. Haga."

Barulah Haga tersadar. Ia mendongak, menatap Pak Edo yang sedang menatapnya heran. Sama halnya dengan teman-teman sekelas. Pasalnya ini pertama kalinya seorang Haga tertangkap basah melamun dan tidak fokus di kelas.

Mahameru is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang