Senyum tipis yang tergambar di wajah di depan Yuri tampak sangat lembut dan penuh kasih sayang. Mungkin emosinya agak lebih sensitif saat ini. Saat dia melihat Lakis berdiri di sana dengan senja di belakangnya, hatinya tersentak.
Dan mulai dari saat itulah, jantung Yuri mulai berdetak tak beraturan. Entah kenapa, perkataan Lakis barusan sepertinya lebih terkesan di hatinya daripada saat lain. Hal yang sama juga terjadi pada sikapnya dimana pandangan Lakis selalu terarah padanya.
Ketika pandangan Lakis perlahan mengarah ke wajah Yuri, naas Yuri memberat.
".......jangan pernah lakukan."
Suara rendah mengalun di telinga Yuri.
Lakis menatap \yuri dan perlahan menarik tangam Yuri hingga masuk ke genggamannya. Lalu membawa tangan itu ke bibirmya sambil berbisik.
"Jika kau membuat wajah imut seperti itu, aku jadi ingin memeluk dan menciummu bahkan jika harus jadi tontonan orang-orang."
Bagian tubuh yang bersentuhan dengan bibir Lakis terasa panas seolah terbakar. Yuri berjengit dna menarik tangannya kembali. Merasakan tarikannya, Lakis justru mempererat genggamannya sejenak, tetapi tetap melepaskannya sesaat kemudian.
Yuri tanpa sadar melangkah menjauh dari Lakis. Tangannya yang tadi digenggam Lakis masih terasa panas, menyebabkan Yuri gelisah sehingga dia mengepalkan dan melepaskan kepalan tangannya selama beberapa saat.
Lakis sedikti merasa kasihan, tetapi Lakis punya dugaan Yuri tidak ingin melakukan interaksi lebih dari ini ketika mereka ada di luar, jadi Lakis menekan keingiannnya untuk menundukkan badannya dan mencium Yuri saat ini. Lagipula dialah yang akan mendapat masalah jika dia melakukan terlalu banyak hal sekaligus dan menakuti perempuan di depannya.
Bagaimanapun, ketika Lakis melihat apa yang dilakukan Yuri selanjutnya, Lakislah yang harus menahan nafas. Setelah mundur selangkah ke belakang, Yuri melangkah kembali ke posisinya semula. Bulu mata panjangnya bergetar saat Yuri menundukkan pandangannya.
Mata merahnya menatap tenang ke LAkis yang berdiri di depannya. DI saat berikutnya, tangan yang pucat dan indah perlahan berada di depan Lakis.
"Tangan."
"...."
"Kita akan berpegangan tangan sampai kita sampai di rumah."
Wajah Yuri masih tanpa ekspresi, dan suaranya masih terdengar kering. Tetapi, hal yang dia ucapkan atau tindakan yang dilakukannya di depan Lakis .....
Semuanya benar-benar terlihat sangat menggemaskan.
Lakis ragu apakah Yuri melakukan semuanya dengan sengaja. Jantungnya terasa seperti diombang-ambing karena Yuri, mulai lagi berdebar dengan debaran yang tak beraturan.
"... Ini benar-benar membunuhku, sungguh."
Wajah Lakis perlahan memerah, jadi Lakis mengangkat tangannya dan dengan kasar mengusap wajahnya. Akhirnya, LAkis hanya menunjukkan senyum tipis yang lebih terlihat seperti menghela nafas lalu menyentuh tangan Yuri yang ada di depannya dan menggenggamnya.
"Ok, KIta akan bergandengan tnagan hingga sampai rumah."
Jadi begitulah, mereka berdua berjalan sepanjang perjalanan musim semi, dengan diiringi guguran kelopak bunga sore hari.
Mereka berdua bukanlah orang biasa tetapi seperti yang dikatakan Lakis, nuansanya seperti orang pada umumnya, romansa umum. Tetapi, kebalikannya, kenapa suasana biasa seperti inimjustru terasa sangat istimewa bagi mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Salah Masuk Rumah Penjahat
FantasyMencoba translate Novel Seolah tidak cukup hanya dengan berainkarnasi sebagai anak kecil di daerah kumuh, Aku diculik di kota penjahat dan dijadikan objek penelitian. Kemudian, aku melihat seorang lelaki yang datang untuk menghancurkan lembaga pen...