BAB 10

410 56 0
                                    


10

Tatapan tajamnya mengamati keadaan sekeliling ruangan dalam diam mencoba memahami situasi, dan itu terlempar ke wajah orang di depannya lagi.

"Ada apa denganku..."

Suara nyaring refleks keluar saat Lakis membuka mulut. Namun, kata-katanya gagal untuk berakhir dan terputus dengan erangan lirih. Sulit untuknya bergerak karena ada cedera leher. Tangan pria itu terangkat, merasakan lehernya yang diperban. Setelah itu, dia melihat ke bawah untuk melihat perban membalut seluruh tubuhnya. Dia mendongak lagi. Dia sepertinya menyadari bahwa Yuri telah menyembuhkannya. Yuri membuka mulutnya saat dia melihat Lakis.

"Aku tidak tahu apakah Kau ingat atau tidak, tetapi kau terluka dua malam lalu, dan terbaring di depan rumahku. Jadi aku membawamu ke dalam dan merawatmu. "

Jika Annmarie, sang pahlawan wanita yang melakukannya, dia akan dengan ramah menjelaskan keadaan  ketika ditemukan dan perkembangan dari luka-lukanya. Dan dia akan tetap di sampingnya, berkata, "Tetap tenang sampai lukanya sembuh."

tetapi Yuri tidak melakukannya. 

"Aku tidak tahu aku ad apertanyaan lagi atau tidak, tetapi sekarang aku harus pergi bekerja." 

Aku tidak merasa perlu melakukannya, dan terlebih lagi, hal ini sudah mulai membuatku khawatir bahwa aku harus mengorganisir lagi apa yang harus kujelaskan kepada Lakis. 

"Aku akan menanyaka satu pertanyaan sebelum pergi. Aku sudah menyembuhkan lukamu secara garis besar, tetapi aku bukan orang yang ahli. Apakah kau ingin aku memanggil seseorang yang berasal dari klinik untuk menyembuhkan dengan benar?"

tetap saja, aku memutuskan untuk menjelaskan lebih detail karena dia takut siapa tahu Annmarie suatu saat akan menyembuhkannya. Tentu saja, Lakis Avalon yang dia kenal tidak akan menyetujuinya. 

"KAu tidak harus mengatakan sesuatu, kau hanya perlu menjawab dengan mengagukkan kepala." 

Mata biru itu, yang tidak tahu apa yang harus difikirkan, menatap wajah Yuri. Dia menatap sesaat lalu dia segera menggelengkan kepalanya. 

Sesuai dugaan. 

Yuri yang sudah mengkonfirmasinya. mengangguk. 

"Aku akan pergi sekarang, aku sudah meletakkan apapun yang mungkin kau butuhkan di meja samping, jadi gunakan sesukamu, jika kau ingin tidur, silahkan saja. Jika kau mau keluar, silahkan saja." 

Kata terakhir bermakna bahwa dia dapat pergi tanpa mengucapkan appaun jika dia menginginkannya. Ketika dia mendengarnya pertama kali, dia dapat merasakan bahwa maksud perkatannya adalah pengabaian, atau bisa dikatakan dia tidak berperikemanusiaan. 

Suara wanita itu lembut. Jadi siapapun yang tidak mengenalnya tidak bisa membedakan apakh dia odalah orang yang lembut atau orang yang dingin. 

Ketika Yuri berbicara, Lakis hanya mengamatinya dengan mata yang tak bisa difahami. Yuri lalu segera meninggalkan rumahnya. 

Faktanya, kalau sesuai dengan akal sehat, sungguh tidak mungkin untuk meninggalkan orang yang terluka sendirian di rumah. Tentu saja Yuri tahu hal tersebut. Bagaimanapun, dia telah lama menjadi orang yang tidak seperti biasanya. Yuri berjalan ke jalan tempat diaman rumah kopi berada, tetapi dia tidak berjalan di rumah kopi, tetapi di gang aneh. Faktanya, dia tidak perlu untuk meninggalkan rumah sepagi ini, tetapi karena lelaki yang terjebak di gang kecil ini di dua malam sebelumnya (bab7) Yuri berjalan ke pembuangan sampah yang dibuat tempat pembuangan sampah tersendiri. 

***

Sekali dalam seminggu, hari ini adlah hari dimana sampah diambil dari jalan Ferret. Jika dia mengingat hal tersebut, dia mungkin akan membiarkan pria tersebut tetap di sini. sesampainya di pembuangan sampah, Yuri menarik benang yang membungkus pria yang telah dia kubur tersebut. 

Kamu Salah Masuk Rumah PenjahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang