Mata Lakis bergetar sedikit emndengar perkataanku. Mungkin karena dia tidka mengira untuk bicara dnegan begitu terus terangnya. Matanya sepenuhnya terpusat padaku bahkan tanpa sedikitpun berkedip.
Lalu dia membuka mulutnya.
Tetapi aku melanjutkan bicara sebelum Lakis dapat membalas.
"Tetapi jika aku bukanlah orang yang membantumu, pasti kau juga akan tertarik dengan orang itu kan?"
Aku tidak mendengar apapun jawaban Lakis. Jika orang yang sudah menyelamatkannya adalah Annmarie dan bukannya aku, maka pasti dia juga akan tertarik pada Annmarie seperti yang ada di novel?
Aku tentu saja tetap memikirkan kemungkinan itu.
"Sejujurnya, mungkin bukan masalah siapapun yang membantumu waktu itu."
Tentu saja, hal ini bukan berarti aku tidak bisa menerima Lakis karena dia menggangguku. Kenyataannya, kejadian ini bukan kejadian yang penting bagiku. Di atas segalanya, tidak ada hukum yang mengatakan bahwa kejadian yang terjadi hari haruslah sesauai dengan kejadian di novel. Jadi aku tahu tidak ada artinya untuk membuat asumsi.
Bagaimanapun juga, alasan kenapa aku membahas masalah ini sekarang dnegan Lakis adalah karena aku merasa sudah saatnya dia harus merenungkan kembali fikirannya."Dan bahkan jika kau bukanlah orang yang pingsan di depan pintu rumahku, mungki itu juga bukanlah masalah bagiku."
Dan aku sendiri juga meragukan fikiranku.
Sangat telrihat jelas kalau aku memiliki kesan yang bagus terhadap Lakis, walaupun memang tidak sebagus kesan Lakis kepadaku. Tetapi, aku tidak tahu apakah kesan baikku terhadapanya itu karena kesan karena dia sendiri ataukah karena dia adalah orang yang mampu mengembalikan emosiku.
Mungkin karena aku yang sudah lama sangat mendambakan kehangatan, jadi aku ingin membuatnya tetap di sisiku. Terlebih lagi, bahkan jika ada orang selain Lakis yang membuatku merasakan perasaan yang sama mungkin aku juga akan merasakan perasaan yang sama yang kurasakan pada Lakis.
Dan ketika aku mengatakannya, pandangan Lakis berubah.
"Itu..."
Segera, bibirnya terbuka sehingga keluar suara yang lebih rendah daripada sebelumnya.
"Tidak masalah." (Lakis)
Kalimat itu melayang melewati gendang telingaku.
"Masalahnya adalah, aku bertemu denganmu dan kau bertemu denganku." (Lakis)
Mata Lakis yang menatapku masihlah terlihat dingin. Aku menggerakkan tanganku dan dengan lembut menempatkan jariku ke punggung tangannya. Seperti bisa, begitu kulit kami bersentuhan, berbagai emosi langsung melandaku.
Aku masih belum bisa menemukan polanya, tapi stimuasinya sudah tidak lagi sebelumnya hingga membuatku kehilangan kontrol terhadap fikiranku. Jadi sekarang aku masih bisa mengendalikan fikiranku.
"Aku sangat suka memegang tanganmu, Tuan. Lakis."
Dan saat aku menggenggam jarinya, tubuhnya tersentak kaget. Melihat reaksi Lakis yang seperti ini, aku menundukkan kepalaku pelan-pelan. Rambutku bergerak turun dan jatuh ke dadanya.
"Juga berciuman denganmu..."
Aku dengan lembut menyentuhkan bibirku dengan bibir dingin Lakis.
"Kurasa ini sangat menyenangkan."
Setelahnya, aku menambahkan:
"tetapi jika kau bertanya padaku apakah aku menyukaimu... well, aku sendiri tak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Salah Masuk Rumah Penjahat
خيال (فانتازيا)Mencoba translate Novel Seolah tidak cukup hanya dengan berainkarnasi sebagai anak kecil di daerah kumuh, Aku diculik di kota penjahat dan dijadikan objek penelitian. Kemudian, aku melihat seorang lelaki yang datang untuk menghancurkan lembaga pen...