Lakis tidak menjelaskan alasannya. Dia hanya memandang Yuri dengan menyipitkan mata lalu menulis sesuatu di kertas. Lalu dia menunjukkkannya.
Ketika Yuri melihat kalimat selanjutnya yang ada di di kertas, giliran dia yang menyipitkan mata.
[Karena kau menangis]
Jika sekarang Yuri dapat merasakan emosi, dia mungkin akan membuatdirinya menghilang karena rasa malu dan canggung. Tetapi untungnya, Yuri yang sekarang telah merfleksikan dirinya dengan cara yang berbeda.
"Ya, Aku juga tidak menyakanya.... tapi kurasa sekarang aku baik-baik saja."
Dia lalu menambahkan, 'Tentu saja, aku juga tidak yakin sekarang tetapi,' lalu dia memandang Lakis. Entah bagaimana dia merasa yakin bahkan jika dia memaksa Lakis sedikit lagi maka Lakis akan menyetujuinya.
"Jadi Tuan Lakis."
Lalu, dari posisi Yuri sekarang yang berada di depan Lakis, Yuri melangkah ke depan. Lakis tanpa sadar menahan nafasnya saat dia memandang Yuri.
"Bolehkah aku memegang tanganmu?'
Suara rendah perlahan mengalir di telinga Lakis.
Hanya tangan.
Tetapi, entah bagaimana Lakis merasa ada nuansa aneh yang membuatnya merasa bahwa dia diminta untuk melakukan sesuatu yang sangat rahasia.
Sejujurnya, Lakis memiliki perasaan yang sama dengan Yuri, dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi saat dia bersentuhan dengan Yuri. dari reaksi Yuri dan reaksi parasit yang ada di kepalanya, dia merasa ada sesuatu yang tidak dia ketahui. Tetapi hal ini tidak menjadi alasan satu-satunya alasan Lakis setuju atas permintaannya.
Ketika Lakis memegang tangan Yuri, yuri tidak merasa ragu, dan akhirnya tangan mereka bersentuhan.
Sekali lagi, aliran hangat emosi segera mengalir melalui jari jemarinya yang bersentuhan, meliputi bahkan hingga hatinya. Kehangatan itu berpendar menyebar ke pipinya dan ekspresinya dengan segera melembut lebih dari sebelumnya. Dan kali ini, setidaknya kakinya tidak melemah.
tetapi Yuri dengan keinginannya sendiri memendekkan jarak mereka, mencoba mendekatkan tubuhnya dengan Lakis.
Plop, handuk basahnya jatuh ke lantai. Dan di saat yang hampir bersamaan. Lakis mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Nona yuri."
"Maafkan aku ... tadi sekejap ...."
Lakis membisikkan sesuatu. Yuri tidak bisa mengontrol impulsnya dan kelelahan sampai menempatkan dahinya di bahu Lakis sambil bergumam lirih.
Mata Lakis menggelap. Dia juga terganggu dengan sesuatu yang tiba-tiba muncul. Hanya saja rangsangan yang diterima Lakis jauh lebih berbahaya dan diragukan daripada rangsangan yang diterima Yuri.
Pada akhirnya, Lakis kalah dengan rangsangan yang dia terima. Tangannya yang kuat memeluk erat pinggang wanita yang dia sentuh dan dengan erat memeluknya.
Yuri ditarik ke pelukan Lakis dalam sekejab. Tubuh mereka bersentuhan tanpa ada satupun jarak diantara mereka.
Lakis mengubur hidungnya di leher Yuri dan rambut basahnya, menghirup nafas dalam yang memiliki aroma wanita ini. Hanya saat itulah rasa hausnya terpenuhi dan dia merasa ada sedikit rasa puas di hatinya.
Yuri untuk sesaat tersentak oleh perasaan geli di lehernya. Sensasi sentuhan dan kehangatan orang lain yang menyelimuti tubuhnya bukanlah hal yang asing. Dan sekarang setelah dia memikirkannya, dia tidak pernah dipeluk oleh seseorang seperti ini, sampai dia bertemu dengan Lakis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Salah Masuk Rumah Penjahat
FantasíaMencoba translate Novel Seolah tidak cukup hanya dengan berainkarnasi sebagai anak kecil di daerah kumuh, Aku diculik di kota penjahat dan dijadikan objek penelitian. Kemudian, aku melihat seorang lelaki yang datang untuk menghancurkan lembaga pen...