02. SATU DARI AWAL KESIALAN
***
Sudah terhitung tiga menit Bella berdiri tanpa melakukan apapun selain menghela napas panjang sementara teman-teman sekelasnya telah duduk di kursi masing-masing menunggu kedatangan guru.
Di depan Bella sekarang seharusnya ada meja dan kursi yang biasa ia tempati, sewajarnya seperti teman-teman kelasnya. Namun, kenapa pagi ini kedua benda itu tiba-tiba tidak ada pada tempatnya ketika Bella memasuki kelas?
Dunia tempat Bella hidup juga bukan dunia fantasi, jadi sangat tidak mungkin meja dan kursi tersebut bergerak sendiri atau memutuskan untuk hilang dari dunia tanpa ada yang sengaja memindahkan posisinya.
Bella lalu mengitari pandangan ke sekeliling kelas. Teman-teman sekelasnya tampak seolah sibuk dengan kepentingan mereka sendiri. Bella tidak bodoh untuk tidak mengetahui bahwa beberapa dari mereka mencuri pandang ke arahnya. Mereka pasti tahu sesuatu perihal ketidakadaan meja dan kursi Bella pagi ini.
"Lo pada tau kan meja gue ke mana?" tanya Bella, atau lebih tepat dikatakan Bella sedang menuding teman kelasnya sebagai saksi yang menyembunyikan kebenaran. Suaranya membuat seisi kelas yang awalnya berisik menjadi lebih hening diiringi bisikan-bisikan kecil.
Lalu ketika Bella belum sempat mendapat jawaban yang diinginkan, Bu Mel —guru matematika sudah terlebih dahulu memasuki kelas. Seperti biasa, lima menit lebih cepat sebelum bel pelajaran pertama berbunyi.
"Bella kenapa kamu berdiri?" tegur Bu Mel setelah menyadari ada satu muridnya yang tidak duduk seperti yang lain.
"Maaf, Bu. Tapi, meja sama kursi saya gak ada," ucap Bella pasti dan terus terang. Sebagai guru yang selalu berdedikasi tinggi di setiap jam mengajarnya, Bella yakin Bu Mel akan membantunya keluar dari masalah ini.
Bu Mel mengerjapkan mata beberapa kali, menatap heran setelah mengonfirmasi dengan matanya sendiri bahwa pernyataan Bella benar adanya. Namun belum sempat Bu Mel memikirkan solusi, kemunculan siswa laki-laki bertubuh tinggi di pintu kelas menjadikan perhatian semua orang beralih dari Bella.
"Aji kenapa kamu terlambat?" tanya Bu Mel. Suara tegas dari wanita berumur empat puluh lima tahun itu seperti biasa membuat seisi kelas meneguk ludah karena ikut merasakan ketegangan. Berkali lipat lebih horror dari mantra yang ada di film incantation.
Aji bersiul pelan lalu dengan cepat memikirkan sesuatu. Jika melihat jam kedatangannya, ia tidak terlambat sama sekali. Namun mengingat aturan di kelas Bu Mel, tidak menerima siswa yang terlambat masuk kelas setelah beliau masuk, membuat Aji akhirnya memutuskan untuk memakai alasan asal, agar absensinya tidak dibuat alfa.
"Macet, Bu," ucap Aji akhirnya, dengan nada yang terdengar begitu sopan.
"Jangan membodohi saya," tegur Bu Mel, karena keberadaan Aji sendiri sudah ia lihat tadi pagi duduk di dekat lapangan basket outdoor. Macet macam apa yang dialami Aji dari lapangan basket yang hanya berjarak beberapa meter dari kelas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD APPLE [21+] ✔
Ficção GeralTentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dari kesalahan dirinya yang berselingkuh dengan Farel -pacar Chia. Hari-hari mengerikan berlanjut hing...