41. Titik potong sampai dirimu jatuh hati
***
Aji sering membuat keputusan-keputusan bodoh dalam hidupnya, namun pernah membantu Bella semasa SMA tentu saja bukan salah satunya. Meskipun banyak yang mengatakan bahwa Aji hanya akan merugikan diri sendiri, namun kenyataan berkata sebaliknya. Bella menjadi tempat paling menenangkan bagi Aji.
Sisa-sisa keberanian dalam dirinya menuntun Aji untuk bangkit dari tempatnya, masuk ke dalam kamar tempat Chia sedang tidur. Sesuai dugaannya, Bella masih di sana menemani Chia. Tangannya dengan ragu menyapu permukaan pipi Bella yang terasa dingin.
"Bella." Aji memanggil nama Bella dengan nada terhalus yang pernah keluar dari mulutnya. Aji menyelipkan jemarinya di sela-sela surai Bella dan membuat sang empunya bergerak sedikit. Usaha Aji kali ini sukses membuat Bella membalikan badannya menghadap Aji.
"Kenapa?" Aji tersenyum mendengar suara Bella.
Mata Bella sembab akibat menangis tadi.
"Kamu emang mau tidur di sini?" tanya Aji.
Bella mengangguk. Bella memang sengaja tidur di sini, bukan bersama Tania dan Clara di kamar sebelah. Kepalanya dipenuhi skenario buruk perihal kemungkinan yang akan terjadi jika Chia terbangun dan melewati malam panjang ini seorang diri.
"Aku cuma mau ngomong. Aku senang karena semuanya udah terungkap sekarang. Aku berharap kamu gak sedih lagi," ujarnya pelan.
Aji bergerak mendekat agar bisa merengkuh tubuh Bella dalam satu pelukan hangat. Tidak ada respon terhadap dua tangan yang tiba-tiba melingkar pada pinggang Bella. Bella tidak mengistirahatkan kepala pada bahu Aji, tidak juga menyempurnakan pelukan, sebab dua lengan masih ia biarkan diam di samping badan.
Tetapi Aji tidak mengharap apa-apa, karena ia memeluk Bella bukan untuk menenangkan cewek itu, melainkan berusaha merengkuh sisa kewarasannya yang hanya dapat ia upayakan dengan mencuri hangat dari figur Bella.
"Kamu belum makan dari tadi siang. Aku cuma bisa bawain roti yang aku curi diam-diam dari dapurnya Clara," ujar Aji. Setelah melepaskan pelukannya ia menyodorkan barang bukti.
"Makasih ya," tanggap Bella, tersenyum simpul sambil menerima roti isi coklat itu.
"Aku sama Dion tidur di kamar lantai 1 dekat tangga. Kalo butuh bantuan kamu juga bisa hubungin aku."
Bella mengangguk pelan mengantarkan kepergian Aji keluar dari kamar. Sedikit merasa bersalah ia tidak membalas pelukan Aji tadi.
***
Chia terbangun dan hal pertama yang ia dapati adalah tertidur di atas kursi dengan wajah yang menelungkup di pinggir kasur yang Chia tempati. Sepuluh menit Chia habiskan berdiam diri, mencoba mencerna kembali apa yang terjadi kemarin. Semua kebohongan dan air mata yang menghajarnya habis-habisan termasuk pelukan hangat dari Bella dan Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD APPLE [21+] ✔
Ficción GeneralTentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dari kesalahan dirinya yang berselingkuh dengan Farel -pacar Chia. Hari-hari mengerikan berlanjut hing...