38. Mengumpulkan pasukan yang tersisa

2.9K 205 8
                                    


38

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. Mengumpulkan pasukan yang tersisa

***

Kalau boleh jujur, Bella jarang bermimpi. Dulu dia sering kali bangga pada betapa berkualitas tidur malamnya sampai-sampai Bella tidak pernah terganggu oleh mimpi. Bermimpi pun kebanyakan hanya diisi hal-hal sederhana.

Tapi, Bella tidak pernah baik-baik saja sejak kejadian di masa SMA.

Pengkhianatan yang ia lakukan, kehilangan Chia dan kehilangan Aji membuatnya sangat terpuruk. Tiada hari tanpa menangis setiap malam. Bahkan hingga berat badannya semakin berkurang. Kesibukan kuliah memang perlahan membuatnya terpaksa melupakan kesedihan untuk sejenak. Tetapi, ketika kesibukan itu sedang tidak ada, Bella bisa menangis tiba-tiba pada malam harinya.

Ia jadi sering bermimpi. Bangun dari mimpi itu, Bella tidak bisa berhenti memikirkan Chia maupun Aji. Sewaktu bangun, dia merasa kosong; seolah ada bagian hilang dari hidupnya yang tidak bisa Bella jelaskan apa. Dia hanya berbaring di atas ranjang, memandang pada langit-langit kamar yang warnanya tidak menarik, dan memikirkan mereka berdua.

Biasanya, Bella akan dengan mudah melupakan mimpi. Tapi entah kenapa mimpinya jadi sering bercokol dengan keras kepala di dalam memori. Apalagi mimpi yang semalam muncul di tidurnya.

Dalam mimpi itu, Bella benar-benar kehilangan Chia dan Aji. Ia meraung sejadi-jadinya. Lalu ketika terbangun, Bella merasa kepenatan yang luar biasa. Untuk beberapa menit yang singkat, setelah berkontemplasi dengan diri sendiri, Bella berpikir barangkali ini adalah pertanda bahwa kesempatan untuk memperbaiki semua bukannya betul-betul kandas.

Bella mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan dramatis di balik mimpi; sebelum akhirnya menyadarkan diri sendiri bahwa mimpi datang dari alam bawah sadar. Sepertinya mendapat kabar terbaru tentang Chia secara tidak sengaja terus-terusan membuatnya bermimpi soal temannya itu.

Bella memutuskan untuk berhenti memikirkan mimpi. Tugas kuliahnya menunggu diselesaikan, dan Bella tidak punya cukup waktu luang untuk mencari kejelasan perihal apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Apakah tetap hidup seperti biasa. Atau menerjang jalan demi memperbaiki yang telah rusak.

Setelah selesai mandi dan membereskan kos, Bella mulai membuka laptop. Ia melanjutkan laporan praktikum yang belum selesai ia kerjakan semalam. Selama dua jam untungnya ia bisa berkutat dan fokus pada hal itu.

Lalu ketukan di pintu kamar kos membuatnya terkejut. Awalnya Bella pikir mungkin anak kos sebelah yang sering memberinya hasil eksperimen masak mereka atau anak kos yang sering meminjam charger-nya.

Tapi begitu melihat siapa yang mengetuk, Bella tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.

"Tania?" sapa Bella sumringah.

"Lagi sibuk? Gue boleh masuk gak?" tanya Tania ragu.

"Gue lagi gak sibuk kok," ucap Bella, sedikit berbohong. Ia segera membawa Tania masuk ke dalam kosnya.

BAD APPLE [21+]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang