a.n ada beberapa kalimat yang aku pangkas biar gak terlalu vulgar banget. Tapi tenang aja, gak jauh beda sama yang di KK kok.
***
Chia lupa ini sudah berlalu berapa lama ketika ia dan Dion sibuk bertukar sentuhan sejak mereka menginjakkan kaki di apartemen Dion. Lidah Dion mencari celah di antara bibir Chia untuknya masuk.
"Mnn—" Chia mendesah di antara ciuman panas mereka.
Lalu ketika kesadaran merenggutnya sebentar, Chia mendorong tubuh Dion hingga bibir yang tertaut itu terpisah dan masing-masing empunya menarik napas dari udara sekitar. Chia bergerak mundur sambil mengusap bibirnya frustasi.
"Kenapa gue jadi kayak gini sih?" kesalnya tidak mengerti. Kemungkinan sekaligus kenyataan bahwa minumannya telah dicampur dengan semacam obat perangsang masih belum terpikirkan oleh Chia. Sejak tadi ia hanya menyangka alkohol sebagai pelaku utama penyebab nafsunya yang tiba-tiba melejit naik tidak terkendali.
Sementara itu, Dion yang mengetahui alasan sebenarnya dibalik apa yang terjadi, memilih untuk bungkam. Bukan karena ingin melindungi Edgar. Jelas bukan karena itu. Melainkan agar Chia menduga bahwa hasratnya menjadi tinggi seperti ini karena memang begitu adanya. Mengerjai Chia seperti ini membuat Dion tidak bisa menahan senyum.
Bagaimanapun, Dion mengakui bahwa ia cukup brengsek karena tengah memanfaatkan kesempatan seperti ini demi bisa meniduri Chia, lagi. Ia tidak peduli dengan image-nya yang semakin jelek. Ataupun Aji yang mewanti-wanti agar ia tidak berbuat macam-macam. Tidak ada yang Dion pedulikan. Yang penting ia bisa menghabiskan malam ini hanya bersama Chia.
"Gue lagi stress ya kayaknya makanya bisa gini," gumam Chia pada diri sendiri.
Dion tersenyum mendengar hal itu. Ia lalu duduk di tepi meja pajangan dengan tangan yang berada di dalam saku celana. Bertindak santai dan tidak gegabah adalah kuncinya saat ini.
"I can help. I'll fuck the stress out of you," ujar Dion dengan begitu tenang.
Chia mendengus. Di tengah hasrat yang semakin menggebu, setidaknya ia masih cukup sadar untuk paham maksud dari pernyataan Dion. Dan mungkin memang itu satu-satunya cara agar kegelisahan ini menghilang. Tapi Chia tidak mau melakukannya dengan Dion atau dengan siapapun saat ini. Tidak akan pernah mau.
"Dan lo kira gue mau?"
Senyum Dion menjadi lebih lebar. "Emang ciuman tadi gak masuk hitungan?" Dion bertanya balik.
Chia malah memalingkan wajah, enggan menjawab pertanyaan itu karena sebenarnya ia merasa sangat malu dan harga dirinya seolah dikorek habis-habisan.
Helaan napas keluar dari mulut Dion. Ia sangat memahami bagaimana ego milik Chia yang begitu tinggi.
Dion awalnya ingin melanjutkan perdebatan mereka di mobil tadi. Tentang kebodohan dan kenekatan Chia mendekati Edgar hingga menemui cowok itu sendirian. Namun, melihat reaksi Chia yang seperti ini, emosinya tadi menjadi hilang. Digantikan rasa gemas ingin sedikit mengerjai 'pacarnya' ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD APPLE [21+] ✔
General FictionTentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dari kesalahan dirinya yang berselingkuh dengan Farel -pacar Chia. Hari-hari mengerikan berlanjut hing...