***
Kadang ada hal-hal yang ingin banget kita lupain tapi nggak bisa
Bella tidak lagi duduk satu meja dengan Aji. Ia kini lebih banyak menghabiskan hari-hari bersama teman kelasnya yang cewek. Dari situ Bella baru tahu bahwa lebih banyak yang bersikap netral tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena takut ikut dirundung dibandingkan dengan segelintir yang tidak suka padanya.
Bella terlanjur skeptis dari awal. Tapi tidak apa. Tidak ada kata terlambat untuk mulai menjadi makhluk sosial seperti sifat manusia pada umumnya.
Memahami bahwa tidak semua orang bisa untuk menjadi pahlawan, Bella tidak menyalahkan mereka. Ia tidak punya hak untuk itu. Dirinya pun belum tentu bisa bersifat heroik seperti Tania si juara 1 paralel yang selalu terang-terangan melindunginya. Bella juga baru tahu bahwa pelaku yang menggunting rok abu-abunya dulu bukan dari teman sekelas, tapi dari kelas lain.
Setidaknya sekarang ia bisa berinteraksi dengan normal selayaknya walaupun sisa masa belajar hanya dua bulan ini. Beruntungnya karena perundungan yang sekarang ia alami sangat jarang.
"Bell. Sorry banget nih nanya, kita penasaran, lo udah putus ya sama Aji?"
"Iya. Kalian berdua gak pernah keliatan ngobrol lagi?"
Bella tersenyum canggung mendengar deretan pertanyaan itu. "Iya," jawabnya.
Tidak ada gunanya juga untuk menyembunyikan hal-hal yang jelas terlihat. Tidak adanya interaksi antara mereka berdua selama beberapa minggu ini tentu sudah menjadi pertanda yang begitu jelas tentang hubungan yang mereka jalani.
"Wah sayang juga ya ... padahal kalian keliatannya cocok banget."
Hanya senyuman dan jawaban singkat yang Bella berikan pada pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Selebihnya ia malah melamun ketika topik obrolan telah berbeda. Bella tanpa sadar mengalihkan pandangannya pada Aji yang tengah sibuk mengobrol dengan teman-teman cowok di depan pintu kelas.
Lalu saat mata mereka tanpa sengaja bertemu, saat itu juga Bella merasa waktu berhenti untuk sesaat.
"Bell. Makan di kantin, yuk?"
Bella tersadar dan cepat-cepat membuang muka. Ia tersenyum dan mengangguk kuat pada ajakan teman kelasnya.
Bersama dengan teman-teman cewek kelasnya, Bella melewati kerumunan Aji. Namun, entah karena gugup, Bella tidak memperhatikan langkahnya dan malah tersandung. Ia sudah siap memekik karena lantai kelas sudah berada begitu dekat dengan tubuhnya.
Namun, saat merasakan lengannya digenggam seseorang dan ia tidak jadi menubruk lantai, Bella menoleh cepat demi mengetahui siapa pahlawan kesiangannya. Tentu tanpa sadar ia berharap orang itu adalah Aji.
Dan benar saja.
Penyelamatnya, sekali lagi adalah Aji.
"Hati-hati," ujar Aji.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD APPLE [21+] ✔
General FictionTentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dari kesalahan dirinya yang berselingkuh dengan Farel -pacar Chia. Hari-hari mengerikan berlanjut hing...