Tidak terasa udah 1 minggu lebih Haruto tinggal satu apartemen bersama Karina. Selama itu pula Haruto mulai hafal dengan kebiasaan serta aktivitas Karina. Karina sering pulang malam karena kesibukan kuliah dan organisasi, sering makan mie instan, sering minum soda kalau lagi belajar, tidur cuma 3 jam-an, ditambah lagi melewatkan jam makan meskipun dia sudah memasak.
"Lo anak kesehatan tapi kok gabisa jaga badan sendiri sih kak?"
Berulang kali Haruto mengucapkan itu, namun balasan Karina hanyalah tatapan sinis sambil ngedumel gak jelas.
Seperti hari-hari biasa, Haruto sedang sarapan menggunakan roti dan selai cokelat di ruang makan. Pagi ini ia tidak melihat tanda-tanda Karina ada kelas pagi, karena sejak tadi Karina gak keluar dari kamar.
Haruto mengangguk paham, roommate nya itu pasti kecapekan. Tadi malam Karina pulang dari kampus jam 7 malam, lalu lanjut mengerjakan laporan organisasi, ditambah sebentar lagi ada ujian blok. Saat Haruto keluar jam 3 pagi karena haus, ia masih melihat Karina sedang belajar.
Haruto sedikit cemas. Dia tidak mau Karina sakit.
Ntar siapa yang masak sama beresin apartemen? Hehehe
BRAK~
"Astaga!" Susu cokelat yang Haruto minum muncrat karena kaget. Ia melihat Karina berlari dengan baju asal-asalan dan rambut yang diikat longgar. Ia bahkan menenteng buku buku serta jas laboratorium yang belum sempat dimasukin ke dalam tas.
"Lah kak? Gak makan dulu?"
"Gabisa, gue telat!!!"
"Tapi ini masih jam 6.30."
"Kelas dimajuin!"
Gadis itu segera mengambil sepatu dan memakainya didepan pintu. Namun sedetik kemudian ia malah berdiri lalu memukul jidatnya sendiri, sambil berkata:
"SIAL!"
"Kenapa kak?"
"Bego banget sih! Mobil kan gue tinggalin di kampus!"
Karina buru-buru menelepon Giselle dan Junkyu, namun tidak diangkat. Saking paniknya, tangan Karina sampai gemetaran ketika mengetik sesuatu di ponselnya.
"Bareng gue aja kak."
"Gausah, ntar lo kecepetan." Ujarnya sambil memasukkan semua buku ke dalam ransel.
"Gapapa, sekali-kali gue jadi anak rajin. Bawa helm lo."
Haruto memakai jaket jeans dan sepatunya. Ia menyandang tas pada satu bahu lalu tangan satu lagi menarik lengan sweater Karina yang masih saja keras kepala gak mau diantarin.
"Gak usah To!"
"Ngeliat lo panik gue jadi ikutan panik tau gak. Udah nurut aja, daripada telat?"
Karina nurut-nurut aja ketika lengan sweaternya ditarik oleh Haruto menuju basement. Sebuah motor sport berwarna putih telah standby. Haruto memasang helm full face nya dan menyalakan motor kesayangannya itu.
"Bisa naiknya kan?"
Karina mengangguk. Ada gunanya juga Karina memakai celana panjang hari ini.
"Pegangan, ntar kalo lo jatuh gue yang repot harus mutar balik."
"Keburu mati kelindas truk guenya." Cibir Karina. Ia segera memeluk pinggang Haruto dan bersandar di punggungnya karena jok belakang motor Haruto cukup tinggi. Mengetahui gadis cantik itu sedang memeluknya bahkan bersandar padanya membuat Haruto jadi salah tingkah.
"Heh kok gak maju maju?!"
"O-oh sorry."
Haruto pun mengemudikan sepeda motornya menuju Sapphire University, kampusnya Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanfictionKarena kesalahpahaman, Haruto terpaksa menjadi roommate dari sepupu perempuan Sunghoon. "Bilang dong kalo maksudnya Jimin tu dia! Gue ngiranya Jimin abang lo!" "Ya gue kira lo nge-acc karna dah tau!" . . ©2022