"Lo bikin gue hampir kena serangan jantung tau gak?! Kenapa bisa berantem segala, ha?! Untung aja kasus lo diurus sama ayahnya Giselle. Emangnya lo mau tidur di sel semalaman?! Mana berantemnya pakai baju sekolah lagi!"
Berbagai ocehan tidak berhenti keluar dari bibir Karina setelah mendapati Sunghoon pulang dengan muka lebam. Kalo udah mode maung gini mah, nyali Sunghoon jadi ciut. Mana Karina ngobatin luka dia gak pakai perasaan!
"Kak, tadi itu sebenarnya-"
"Lo juga!" Sinis Karina pada Haruto, "Kenapa gak cegah Sunghoon? Dah jelas ni anak sumbu pendek, harusnya pukul aja kepalanya trus seret dia pulang!"
Seperti anak anjing yang ketakutan, Haruto ikutan nunduk meskipun gak salah apa-apa.
"Aduh!" Sunghoon memundurkan duduknya, "Pelan-pelan dong kak!"
"Males gue ngobatin luka hasil kebodohan sendiri."
"Ningning selingkuh di depan mata gue. Katanya mau ketemu Lily, eh malah sama cowok. Dah gitu cowoknya manggil dia sayang, trus bilang udah pacaran sama Ningning selama 2 bulan. Wajar dong gue emosi!"
Haruto hendak membuka mulut namun keburu dipelototi Karina. Anak polos itu pun mengurungkan niatnya untuk membela Sunghoon.
"Gue ngerti. Kalo di posisi lo, gue juga pasti pengen hajar tu selingkuhannya. Tapi lo harus tau tempat juga, Park Sunghoon. Lo ada di pusat perbelanjaan, ditambah lagi lo pakai seragam sekolah. Gimana kalo cowok itu memperpanjang masalahnya dan bawa-bawa nama sekolah? Lo udah kelas 12, Sunghoon. Meskipun menurut lo sepele, bisa aja tindakan tadi masuk ke dalam catatan kriminal yang bakal berpengaruh untuk masuk ke universitas."
"Iya...iya. Gue salah." Cicitnya.
Karina menempelkan plester luka di dahi Sunghoon, "Trus gimana? Lo diputusin?"
"Ya kali habis diselingkuhin trus diputusin. Ntar jatuh harga diri gue. Gue yang mutusin dia duluan!"
Karina tersenyum bangga dan menepuk bahu Sunghoon, "Bagus!"
Haruto tercengang melihat Karina yang mendukung aksi Sunghoon padahal tadi dia sempat marah-marah
Aneh.
"Ah kan, sekarang gue jomblo. Menyebalkan." Sunghoon menepuk dadanya dengan wajah bangga, "Gapapa, Hoon. Bentar lagi lo bakal dapat penggantinya. Lo kan ganteng, punya 1000 pesona, dah gitu terkenal. Siapa yang gak mau sama lo coba?"
Haruto dan Karina geleng geleng kepala setelah mendengar racauan Sunghoon dengan tingkat kepedean 100%.
"To, bagi kontak teman lo yang cantik kayak barbie itu dong! Yang ngejenguk lo pas di rumah sakit. Bukan yang barbar itu ya!"
"Wonyoung?" Haruto buru buru menggeleng, "GAK! GAK MAU!"
"KENAPA?!"
"Wonyoung terlalu bagus buat cowok kayak lo." Ujarnya dengan wajah polos namun kata-katanya membuat dada Sunghoon terasa ditusuk jarum.
"Maksud lo apaan, b*ngsat?! Emangnya gue cowok kayak apa?!"
"Narsis, gak bisa nahan emosi, suka bolos, suka balapan, pernah merokok, dan parahnya lo itu dekat sama banyak cewek."
Lagi-lagi Haruto menamparnya dengan kenyataan.
"Dimana mana cewek itu suka badboy ya, apalagi kalo mukanya kayak gue." Sunghoon memainkan alisnya, "Emang lo tau tipe cowok ideal dia?"
"Tau.", Haruto menunjuk dirinya sendiri, membuat dahi Karina berkerut.
"Sok sokan bilang orang narsis padahal lo juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanficKarena kesalahpahaman, Haruto terpaksa menjadi roommate dari sepupu perempuan Sunghoon. "Bilang dong kalo maksudnya Jimin tu dia! Gue ngiranya Jimin abang lo!" "Ya gue kira lo nge-acc karna dah tau!" . . ©2022