"Sunghoon!" Junkyu melambaikan tangannya pada pria tampan yang celingak celinguk kayak anak hilang.
"Kak! Ada yang luka? Lo diapain aja sama si b*bi itu?!"
Karina cuma tersenyum meski matanya bengkak. Gak puas, Sunghoon pun mengganti sasaran pertanyaannya pada Junkyu.
"Dia gak apa-apa." Jawabnya sebelum Sunghoon membuka mulut.
"Muka lo kok jadi jelek, bang?"
"Oh ini." Junkyu memegang pelipisnya yang membiru, "Sempat berantem tadi. Oh iya ini kunci mobil Karina. Lo kesini bawa motor? Biar gue antar nanti motornya."
"Gak bang. Gue kesini naik taksi." Lagi-lagi Sunghoon celingak celinguk nyari orang, "Kak Giselle dah pulang?"
"Blum. Gatau tuh, katanya mau ngurus sesuatu."
"Ooh."
"Okedeh, gue balik ya. Hati-hati."
"Makasih, Kyu."
Junkyu mengacungkan jempol lalu pergi.
"Kak, kenapa lo gak bilang apa-apa soal dia?" Tanya Sunghoon selembut mungkin. Ia takut Karina mengira kalo ia marah.
Karina menunduk. Berusaha menahan tangisnya di depan Sunghoon.
"Kak Jimin?"
"Gue gak mau nyusahin lo dan tante Jiwon lagi."
"Mama bakal sedih kalo kakak mikirnya gini. Kapan sih Kak Jimin pernah nyusahin? Yang ada mama tu senang, karna doanya buat punya anak cewek terkabul. Mama, papa, gue sama Bang Jimin udah nganggap lo bagian dari keluarga Park." Sunghoon menarik lembut Karina dalam pelukannya, "Gue juga ikutan sedih kalo lo mikir kayak gitu."
Pecah sudah tangisan Karina, hingga sweater sekolah Sunghoon pun sedikit basah.
"Jadi dia gangguin lo tadi? Ngungkit soal kejadian lama?"
Karina mengangguk.
"Lo dipukul?"
Gadis itu menggeleng.
"Dia...ngelakuin hal buruk?"
Karina mengangguk dan makin memeluk Sunghoon erat.
"Hmm, kira-kira dia tinggal dimana ya." Gumam Sunghoon, membuat Karina mendongakkan kepalanya.
"Buat apa?"
Sunghoon tersenyum, "Tentu saja mau kasih hadiah. Dari Bang Junkyu masih kurang mah itu. Dia perlu dipukul keras biar otaknya lurus lagi. Eh tapi dia kan gak punya otak, apanya yang mau dilurusin?"
Karina tertawa, lalu melepaskan pelukannya.
"Gini dong, kan cantik." Pria itu merapikan rambut Karina yang menghalangi wajah.
"Cantikan gue apa Ningning?"
"Lo. Senang kan?" Sunghoon menepuk pelan bahu Karina, "Jangan lupa transfer uang pujiannya ya."
Karina mengangguk, masih tertawa.
"Kak, lo boleh berhenti bentar, tapi bukan berarti lo itu menyerah. Lo cuma istirahat dan menguatkan diri untuk menghadapi hal baru yang jauh lebih penting. Kalo lo emang berencana pengen pindah lagi, bilang aja ke mama sama papa. Atau kalau lo pengen ke luar negeri juga ayo, gue bakal ikut."
Sunghoon melap air mata Karina dengan lengan sweaternya, "Tapi kalo kakak mutusin untuk tetap bertahan, ingat Kak Jimin gak pernah sendirian. Ada gue, Bang Jimin, mama, papa, Kak Giselle, Bang Junkyu, malahan sekarang nambah tuh si Haruto. Kita semua bakal ngelindungin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanfictionKarena kesalahpahaman, Haruto terpaksa menjadi roommate dari sepupu perempuan Sunghoon. "Bilang dong kalo maksudnya Jimin tu dia! Gue ngiranya Jimin abang lo!" "Ya gue kira lo nge-acc karna dah tau!" . . ©2022