Part 10: Get Drunk

269 46 0
                                    

"Rin, pulang bareng gue aja. Ntar Giselle diantar teman gue." Usul Jeno ketika melihat Karina mabuk berat. Gadis itu tampak bersandar sambil menutup matanya. Sesekali ia meracau tidak jelas dan tertawa. Kadar toleransi alkohol Karina memang rendah. Jeno kita, Karina bakal kuat minum seperti dirinya, makanya Jeno iseng berbohong kalau minuman di depan Karina adalah air mineral biasa.

"No, anter gih, sekalian yaaa..." Ujar Jaemin sambil tersenyum jahil, "Beberapa meter dari sini ada hotel terdekat. Atau lo lebih suka di apartemen?"

"Kalo lo gak mau, buat gue deh." Sela teman Jeno yang lain.

"Gue mau temannya aja, hehehe." Pria rambut blonde itu menepuk bahu Jeno, "Kesempatan gak datang 2 kali. Lo ngincar dia dari semester 1 kan? Ya udah tunggu apa lagi?!"

Jeno tampak memikirkan saran temannya. Jujur penampilan Karina malam ini sangat cantik. Bahu yang terekspos sempurna, pinggang ramping, ditambah lagi Karina mengikat rambutnya, sehingga leher jenjang itu terlihat dan mengganggu fokus Jeno.

"Rin, lo pulang sama Jeno aja." Teriak Jaemin.

Karina duduk tegak, menggeleng tegas lalu bersandar kembali.

"Bentar lagi dia datang."

"Dia?" Jaemin mengerutkan dahinya, "Emang lo nelpon siapa tadi?"

"Hmm...seseorang pokoknya, hehehe. Gue gak akan pergi sampai dia datang~"

"Bocah di parkiran kampus?" Tebak Jeno.

Karina mengangguk polos sambil tersenyum.

Rasa benci mulai menyeruak dari hati Jeno, ditambah kesadarannya yang semakin lama direnggut oleh alkohol. Apa dia harus mengikuti saran temannya? Toh setelah itu Karina pasti akan menjadi kekasihnya.

"Lama. Gue ada pesan kamar tapi belum kepake karna cewek gue gak bisa dateng. Pergi sana." Jaemin melemparkan keycard ke Jeno.

"Rin, ayo. Gue bawa lo biar bisa istirahat." Jeno mengarahkan tangan Karina ke bahunya, iapun menyentuh pinggang ramping itu untuk membantu Karina berdiri.

"Gak mauuuu~" Karina berusaha melepaskan tangan Jeno dari pinggangnya, "Nanti dia marah."

"Kenapa dia harus marah? Dia bukan siapa-siapa! Lo mau diatur sama bocah?!"

Karina menghempaskan dirinya kembali ke sofa, "Dia...anak itu...dia baik. Dia pasti maraaaaah...hiks."

"Lo pasti capek kan? Ayo." Jeno kembali menuntun tangan Karina untuk memeluk lehernya, ia juga menarik pinggang Karina agar badan gadis itu semakin menempel padanya.

"Akhirnya Jeno membuat kemajuan!" Seru teman-teman Jeno.

Kemana Giselle? Gadis itu sibuk berbicara pada seorang pria yang baru ia kenal, tentunya dalam kondisi mabuk juga. Tapi tenang saja, Haruto tadi sempat menghubungi Junkyu untuk menjemput Giselle, meskipun Junkyu sempat menanyakan banyak hal pada Haruto. Pria itu berbohong pada Junkyu kalo ia menjemput Karina bersama Sunghoon.

"Kak!"

Karina menoleh, menyipitkan matanya pada pria jangkung yang memanggilnya. Padahal Haruto berusaha mengatur nafasnya karena buru-buru, dan kini dia harus menahan emosinya untuk tidak menghajar Jeno karna sembarangan memanfaatkan keadaan Karina.

"Lepas!"

Haruto mendorong kasar Jeno hingga pria itu terduduk di sofa, sementara tubuh Karina yang lemah langsung terjatuh tepat dipelukannya.

"Akhirnya lo datang." Karina melihat wajah Haruto dan tersenyum, "Gue mau pulaaaang~"

"Iya kita pulang." Haruto melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Karina. Karina tersenyum cerah seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. Iapun semakin mengeratkan pelukannya pada Haruto.

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang